AS dan 55 Negara Muslim Kerahkan 34 Ribu Tentara Berantas IS

AMERIKA Serikat (AS) dan negara-negara Timur Tengah telah menyapakati sebuah pakta baru berupa pengerahan pasukan tambahan untuk mengalahkan kelompok ekstremis Islamic State (IS) di Suriah dan Irak.

Mereka juga secara khusus menyorot Iran sebagai kekuatan yang merusak stabilitas kawasan tersebut, dan mengatakan bahwa Riyadh akan menjadi jantung operasi kontraterorisme di Timur Tengah.

Pakta yang disebut sebagai sebagai Deklarasi Riyadh itu menekankan pada upaya memerangi terorisme dalam segala bentuknya, menangani akar intelektualnya, dan memutuskan sumber pendanaan terorisme.

Tekad itu lahir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab, Islam, dan AS yang diselenggarakan di Riyadh, Saudi. AS dan 55 negara muslim yang mendukung deklarasi itu juga bersumpah untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah dan memberantas kejahatan teroris dalam kerja sama yang erat di antara mereka.

"Para pemimpin menyambut baik pendirian pusat global untuk melawan pemikiran ekstremis yang akan berbasis di Riyadh, dan memuji tujuan strategis pusat itu dalam memerangi ekstremisme intelektual, media, dan digital dan mempromosikan koeksistensi dan toleransi di antara masyarakat," kata teks dokumen tersebut, yang diterbitkan oleh Saudi Press Agency.

Keanggotaan pastinya dari apa yang disebut sebagai komunike Aliansi Strategis Timur Tengah itu akan diputuskan tahun depan.

Namun para anggota yang diyakini pasti bergabung telah berkomitmen untuk mengumpulkan pasukan cadangan 34.000 tentara untuk mendukung operasi melawan organisasi teroris di Irak dan Suriah bila diperlukan.

Saat ini beban perang anti-IS di kedua negara sebagian besar ditanggung pasukan lokal dan pasukan Kurdi. Sementara koalisi internasional memberikan dukungan berupa serangan udara, peralatan, dan pendanaan. (Russia Today/AFP/X-12)