Kemenangan Macron Melegakan bagi Uni Eropa

Antara
08/5/2017 19:10
Kemenangan Macron Melegakan bagi Uni Eropa
(AFP/POOL/STEPHANE DE SAKUTIN)

EMMANUEL Macron terpilih sebagai Presiden Prancis penerus Francois Hollande berdasarkan hasil pemilihan umum, Minggu (6/5) waktu setempat, membuat masyarakat Uni Eropa (UE) bisa bernapas lega atas visi integrasi Eropa, jika dibandingkan dengan Marine Le Pen, saingannya seorang ultranasionalis anti-UE.

Kemenangan tokoh berhaluan tengah tersebut juga membuat sejumlah negara Eropa lain bernapas lega lantaran sempat khawatir atas kebangkitan kelompok populis gaya Le Pen, sebagaimana terjadi di Inggris saat keluar dari Uni Eropa (British Exit/Brexit), dan juga terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Mata uang Euro juga mengalami kenaikan paling signifikan selama enam bulan terakhir jika dibandingkan dengan dolar AS, setelah Macron mengalahkan Le Pen.

Macron memperoleh 66% suara, sementara Le Pen hanya mendapatkan kurang dari 34%.

Meski Macron menang telak, perolehan Le Pen, yang maju dari jalur Partai National Front, merupakan rekor tertinggi bagi partai yang memperjuangkan kebijakan antiimigran di Paris. Perolehan tersebut juga menjadi tugas berat bagi Macron untuk melakukan rekonsiliasi nasional.

"Saya memahami perpecahan di negara ini, yang membuat sebagian orang memilih untuk berada di pihak ekstrem. Saya menghormati mereka," kata Macron dalam pidato penyataan kemenangannya.

Ia menambahkan, "Saya memahami kemarahan, kekhawatiran, dan keraguan yang telah mereka nyatakan. Adalah tanggung jawab saya untuk mendengarkan aspirasi mereka. Saya akan bekerja untuk menciptakan kembali hubungan antara Eropa dan warganya."

Tantangan terdekat Macron ialah memenangani pemilihan umum legislatif pada Juni 2017 bagi koalisi partai pendukungnya.

Presiden Prancis yang akan segera turun, Francois Hollade, mengatakan bahwa hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas warga masih ingin bersatu dalam nilai-nilai Republik dan Uni Eropa.

Presiden Komisi Eropa, Francois Hallande, mengatakan kepada Macron,"Saya sangat senang dengan gagasan Anda untuk kemajuan Eropa, yang melindungi warga, yang akan dibawa dalam masa kepresidenan Anda."

Macron juga telah menghubungi Kanselir Jerman Angle Merkel, dan berharap bisa membangkitkan kembali poros Prancis-Jerman dalam jantung UE.

Sementara itu, Trump juga menyampaikan selamat kepada Macron atas kemenangannya.

Presiden China Xi Jinping juga memberikan selamat ke Macron dan bersedia mendorong kerja sama dua negara dalam level yang lebih tinggi.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga menyampaikan selamat ke Macron.

Macron akan menjadi pemimpin Prancis termuda sejak Napoleon. Pemuda berusia 39 tahun, yang juga mantan bankir investasi itu, pernah menjabat sebagai menteri ekonomi di dalam Pemerintahan Hollande.

Le Pen, 48, menyampaikan selamat kepada Macron. Namun, dia berhasil menaikkan perolehan suara sebanyak hampir dua kali lipat yang pernah diperoleh ayahnya, Jean-Marie Le Pen, yang pernah maju sebagai kandidat presiden pada 2002.

Kampanye anti-globalisasi Le Pen berhasil menarik banyak suara dari kelompok menengah ke bawah di tengah tingginya angka pengangguran, ketegangan sosial, dan ketidakstabilan keamanan di Prancis. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya