Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Guru Berprestasi Indonesia Maju

(Try/S3-25)
16/8/2019 08:30
Guru Berprestasi Indonesia Maju
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Eff endy (kiri) melayani permintaan tanda tangan pada buku yang disodorkan guru(ANTARA/SISWOWIDODO)

GURU berperan penting dalam proses pembelajaran. Peran guru tidak dapat digantikan meskipun pola pembelajaran berubah dari waktu ke waktu. Guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas menjadi penentu prestasi peserta didik. Karena itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memberikan penghargaan kepada sejumlah guru berprestasi pada malam puncak 17 Agustus 2019. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengatakan, penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi negara dalam hal ini pemerintah terhadap dedikasi para guru. “Mereka kami anggap telah menghabiskan seluruh perhatian, tenaga, dan profesi sebagai seorang yang altruis. Ini karena pekerjaan guru mengandung makna altruis, yaitu perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri,” ujar Muhadjir, seusai berdiskusi mengenai zonasi pendidikan untuk pemerataan dan keadilan di kantor Media Indonesia, Jakarta, Selasa (13/8). 

Perilaku altruis merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting beberapa agama. Karenanya, Muhadjir sering kali mengatakan bahwa profesi di dunia ini hanyalah guru. “Saya selalu mengatakan guru itu satu-satunya profesi. Yang lain tidak karena tidak akan ada profesi tanpa bimbingan guru,” tutur Muhadjir. Dengan pekerjaan yang bersifat altruis, kata Muhadjir, guru akan menentukan masa depan bangsa. Sepanjang menjalani profesinya, seorang guru akan berkorban waktu dan tenaga, berbagi ilmu, mendidik, dan membesarkan anak orang lain. 

“Yang mungkin saja anaknya sendiri belum tentu diberikan upaya sebesar atau seterdidik anak orang lain yang dia ajar,” kata Muhadjir. Buktinya, banyak guru yang mendidik anak orang lain menjadi sosok penting di negeri ini, seperti presiden, gubernur, dan menteri. Anak kandung dari guru malah belum tentu menjadi sehebat anak orang lain yang dia didik itu. 

“Itu berarti pengorbanan yang luar biasa dan jasa guru yang harus kami hargai. Mungkin penghargaan ini nilainya tidak seberapa. Tetapi selalu kami berikan tiap tahun kepada guru-guru yang berprestasi  itu,” jelas Muhadjir. Pada tahun ini, terdapat 910 guru dan tenaga pendidik yang ikut dalam pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi. Berkas yang sudah masuk sebanyak 695 guru dari 34 provinsi di Indonesia. Mereka akan memperebutkan 28 kategori lomba yang akan diumumkan pada malam puncak 17 Agustus 2019. 

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Supriano, mengimbuhkan guna meningkatkan kapasitas guru, pihaknya menggeser pola pelatihan para guru. Sebelumnya, pelatihan guru dilakukan di tingkat nasional kini dilakukan di daerah dengan mengacu pada sistem zonasi. Sistem zonasi tidak hanya diterapkan pada penerimaan peserta didik baru (PPDB), tapi juga pada pelatihan guru sehingga lebih efektif dan terfokus. “Guru yang akan menjadi trainer atau pelatih di masing-masing zona ialah guru inti. Mereka yang berdedikasi dan berprestasi akan menjadi pengajar di kelompok zonasi,” imbuhnya. 

Pengabdian berbuah apresiasi
Sejatinya, kita punya banyak guru yang berkomitmen dalam mendidik para siswa, salah satunya Yulianti, selaku Kepala TK Al-Wahid di Desa Pulut, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Nangroe Darussalam. Ia menceritakan awal mula dirinya menginisiasi pendirian pendidikan anak sekolah dini (PAUD) di desanya. Ia bercerita bahwa di desa itu tidak ada PAUD. Padahal, sekolah terdekat berjarak sekitar 4 kilometer karena lokasi tersebut termasuk daerah terluar. Yulianti termotivasi agar anak-anak di daerahnya dapat mengenyam pendidikan di PAUD. 


Ia yang semula kader posyandu memberanikan diri mengajar PAUD dengan kondisi sarana dan prasaran terbatas. “Saat menjadi kader posyandu, kami berinisiatif agar memberikan pendidikan pada anak usia dini. Pemerintah punya program satu desa satu PAUD,” ujarnya ketika ditemui Media Indonesia dalam acara pembukaan Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2019 di Jakarta, Selasa (13/8). Pada 2016, Yulianti bersama empat kader posyandu lain berinisiatif memanfaatkan bangunan balai posyandu sebagai PAUD. 

Ia tetap semangat mengajar murid walaupun ruang kelas mereka terbuka. Desa Pulut berada di pesisir, bila cuaca buruk, para tenaga pendidik dan peserta didik harus mencari perlindungan ke bangunan lain. “Karena tidak ada pagar, setiap hari ada kotoran binatang. Sebelum anak-anak datang kita bersihkan,” ucapnya. Pengalaman berbeda diutarakan guru PAUD berdedikasi lain ialah Meny Yustiana dari TK Kristen Metina, di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Kabupaten tersebut merupakan kabupaten paling selatan dari wilayah Indonesia dan berdekatan dengan Australia. 

Meskipun tinggal di daerah terluar dan dalam kondisi terbatas karena jauh dari ibu kota kabupaten, Meny tidak putus semangat dalam mengajar. Jarak antara rumah dan lokasi ia mengajar sejauh 13 kilometer. Setiap hari Meny harus berangkat pukul 05.30 menggunakan sepeda motor agar sampai di sekolah tepat waktu. Ditambah lagi, jalanan yang harus ia lalui belum terlalu bagus atau hanya sebagian yang beraspal. Taman kanak-kanak (TK) tempat ia mengajar, terang Meny, terdiri atas dua ruang kelas. Masing-masing berukuran 5 meter x 6 meter. 

TK tersebut dikelola yayasan, tapi dari segi usia bangunan sudah cukup tua karena didirikan pada 1969 dan belum ada renovasi sama sekali. Murid di TK tersebut kini berjumlah 34 murid. Menurut  Meny, ada penambahan jika dibandingkan dengan tahun lalu karena penerapan sistem zonasi oleh pemerintah sehingga para orangtua menyekolahkan anak-anak mereka di TK yang dekat dengan rumah. Pemerintah pun mulai menaruh perhatian dengan memberikan bantuan untuk merenovasi sekolah pada tahun ini. Atas kegigihannya mengajak masyarakat agar menyekolahkan anak-anak mereka ke PAUD, Meny berhasil terpilih oleh dinas pendidikan setempat untuk mewakili NTT menjadi salah satu guru berdedikasi 2019. (Try/S3-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya