Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEBANYAK 68 calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka/Paskibraka atau disebut Capaska mulai memasuki Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga (PP-PON), Cibubur, Jakarta Timur, sejak Sabtu (20/7). Mereka mendapat pendidikan dan pelatihan sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2019. Diklat tersebut resmi dibuka Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi didampingi Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh, dan Ketua Umum Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Gousta Feriza.
Ketika membuka diklat tersebut, Menpora meminta para peserta fokus saat digembleng sebagai Paskibraka untuk upacara HUT kemerdekaan pada 17 Agustus mendatang di Istana Merdeka, Jakarta. Karena itu, mereka akan menjalani pelatihan di bawah arahan tim dari Garnisun sampai dengan hari upacara nanti.
“Pagi ini kita bersyukur kepada Allah SWT karena kita hadir di Gedung Kemenpora untuk menghadiri secara langsung pembukaan Pelatihan dan Pendidikan Paskibraka Nasional 2019. Para anggota Paskibraka dari perwakilan 34 provinsi sudah melewati proses yang begitu panjang dan sangat menguras tenaga, pikiran untuk sampai di sini untuk mengikuti Diklat Paskibraka 2019,” ujar Imam Nahrawi ketika membuka diklat tersebut seperti dikutip dari kemenpora.go.id. Menpora mengingatkan agar Capaska serius menjalani pendidikan dan pelatihan.
“Karena pada 17 Agustus 2019, hampir seluruh rakyat Indonesia akan menyaksikan tugastugas kalian di Istana Negara, 267 juta warga bangsa ini akan memastikan bahwa detik-detik itu berjalan dengan baik, benar, sempurna, khidmat, dan menyatukan seluruh emosi, energi bangsa ini akan sebuah kemerdekaan abadi yang harus diselamatkan dan dijaga oleh kita seluruh anak bangsa,” tandas Menpora.
“Di tangan dan hati kalianlah bendera Merah Putih akan dikibarkan dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Itulah wujud kehormatan dan martabat bangsa yang harus kalian jaga dengan baik,” ucapnya. Ia melanjutkan, dalam diklat nanti mereka akan bertemu dengan banyak perbedaan berasal dari berbagai provinsi, suku, agama, ras, dan budaya. “Itu artinya, kita sebagai sebuah bangsa yang besar dengan menghargai perbedaan. Maka kita akan sempurna sebagai bangsa Indonesia dengan mencintai perbedaan itu dan di situlah watak asli kita sebagai bangsa Indonesia. Karena itu, jadikan momentum ini sebagai motivasi bahwa Indonesia besar, Indonesia kukuh karena Bhinneka Tunggal Ika.”
Imam Nahrawi pun meminta para Capaska untuk mengikuti diklat dengan baik. “Saya meminta kalian untuk ikuti aturan yang berlaku, mengikuti instruksi para pelatih. Pastikan bahwa diklat ini membawa hasil yang gemilang dan
akan menjadi sejarah bagi kalian semua. Pastikan juga bahwa diklat ini akan berdampak luas bagi kalian dalam membentuk watak, karakter, cita-cita, dan harapan kita sebagai putraputri terbaik bangsa,” terangnya.
Tugas semakin dekat
Para Capaska pun, pada Selasa (13/8), diajak ke Istana Negara. Kesempatan tersebut merupakan yang pertama kali yang disebut geladi kotor. Hal itu menjadi rangkaian proses pembiasaan sekaligus penggemblengan menuju nanti tugas utama pada saat Peringatan Detik-Detik Proklamasi, 17 Agustus 2019.
Sebelum keberangkatan para Capaska dari tempat diklat menuju Istana Negara, Asisten Deputi (Asdep) Kepemimpinan dan Kepeloporan Ibnu Hasan berpesan bahwa tugas semakin dekat dan saatnya pengenalan lingkungan. Karena itu, ia meminta para Capaska terus yakinkan diri mereka mampu mengemban tugas negara yang membanggakan.
“Kalian akan menuju Istana Negara sebagai pengenalan lingkungan di mana tugas utama nanti akan dilaksanakan. Saya doakan semua kuat, mampu, dan sukses,” pesannya. Meskipun ada kegembiraan bisa menikmati pelatihan langsung sebagai Capaska, di sisi lain ada rasa gugup, gemetar, bahkan sedikit grogi melanda mereka.
“Ada sedikit grogi, ya, ini pertama kali, tetapi ini semua impian kami dari daerah. Semakin memotivasi kami untuk tampil membanggakan Indonesia,” kata Nival Ramadhan Mandaka, salah satu Capaska dari NTT.
Para Capaska terus digenjot para pelatih dengan penguatan fi sik, kemampuan, dan mental untuk selanjutnya memasuki tahapan geladi kotor. Geladi kotor dilakukan di Istana Negara sehari kemudian, atau Rabu (14/8). Puncaknya putra-putri terbaik yang terpilih menjadi Paskibraka yang akan membawa, mengibarkan, serta menurunkan bendera pusaka pada upacara HUT ke-74 Kemerdekaan RI. (Ant/S1-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved