Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PADA era 1990-an Indonesia pernah merajai ekspor alas kaki hingga merambah pasar Amerika Serikat dan Eropa yang dikenal sangat ketat dalam kualitas dan mode. Sekarang pun Indonesia tetap diperhitungkan sebagai produsen alas kaki terkemuka, sekalipun sejumlah negara yang tercatat sebagai pesaing Indonesia juga berlomba memproduksi alas kaki untuk diekspor.
Industri alas kaki nasional mampu menapak di kancah global, dengan menghasilkan beragam produk yang berkualitas dan inovatif. Data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa sepanjang 2018, industri alas kaki di Indonesia mencatatkan produksi mencapai 1,41 miliar pasang sepatu atau berkontribusi 4,6% dari total produksi sepatu dunia.
Dari capaian tersebut, Indonesia menduduki posisi keempat sebagai produsen alas kaki di dunia setelah Tiongkok, India, dan Vietnam. Selain itu, Indonesia menjadi negara konsumen sepatu terbesar keempat dengan konsumsi 886 juta pasang alas kaki.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, dalam siaran pers mengatakan saat ini jumlah industri alas kaki di Indonesia tercatat 18.687 unit usaha yang meliputi 18.091 unit usaha skala kecil. Selanjutnya, kata Gati, 441 unit usaha skala menengah dan 155 unit usaha skala besar. “Dari belasan ribu unit usaha tersebut, telah menyerap tenaga kerja sebanyak 795.000 orang,” kata dia, belum lama ini.
Dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan industri alas kaki nasional, khususnya sektor IKM, Kemenperin memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC) 2019. IFCC yang mengusung konsep 3 in 1 Creative Footwear Competition, yaitu melalui desain, fotografi, dan videografi.
Ajang tersebut, jelasnya, diinisiasi Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), satuan kerja di bawah Direktorat Jendral IKMA Kemenperin yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur.
BPIPI memiliki tugas pembinaan dan pengembangan industri alas kaki di Indonesia. Fokus pelayanannya, antara lain peningkatan SDM industri alas kaki, peningkatan pengetahuan dan teknologi produk alas kaki, serta standardisasi produk alas kaki.
Pada pelaksanaan IFCC 2019, imbuh Gati, BPPI turut menggandeng Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya. Misalkan ada mahasiswa Petra yang mendaftar, pihak rektorat akan menyeleksi dari 60 hingga dapat peserta 40 mahasiswa. “Jumlah itu yang akan mengikuti pelatihan.”
Kemenperin memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang aktif memacu sektor industri kreatif, melalui program Millennial Job Center. “Ini menjadi sebuah program kesatuan dan terintegrasi.
” Dengan tiga pilar utama pengembangan organisasi BPIPI melalui knowledge, training, dan design, salah satunya yang diprioritaskan ialah pengembangan SDM terampil yang akan menunjang sektor IKM alas kaki.
“Ini menyambut peluang bonus demografi yang sedang dinikmati Indonesia hingga 2030,” urai Gati. (Ant/P-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved