Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
OLAHRAGA akan menjadikan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa menjadi berkualitas. SDM yang berkualitas dipandang bisa memberikan kontribusi maksimal di zamannya. Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman yang juga meyakini olahraga mampu membentuk seseorang jadi SDM yang memiliki daya saing.
Marciano mengatakan bahwa jika olahraga ingin jadikan sebagai alat untuk mewujudkan SDM berkualitas di berbagia hal, itu harus dilakukan sejak dini. "Bagaimana olahraga dimulai dari keluarga, kemudian bagaimana perjalanan anak-anak kita nanti itu terus dipantau agar mereka punya daya saing kuat dan bisa mempengaruhi kehidupan," kata Marciano.
Selama pemantauan itu juga harus sembari ditanamkan mental juara. Prinsipnya, kalau hari ini kalah, besok harus menang. Hari ini kalah, harus lebih keras lagi latihan untuk bisa menang. "Bisa dibayangkan, jika bermental seperti itu, bangsa kita akan jadi sangat kuat. SDM yang ada dapat memberi kontribusi yang positif kepada kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Marciano.
Jika bisa menjadi bangsa berkualitas, Marciano menegaskan bukan tidak mungkin Indonesia akan dipandang sebagai bangsa yang besar secara keseluruhan, tidak hanya dari sisi kuantitas saja. "Jumlah penduduk sekitar 270 juta dibangun dengan kualitas unggul seperti dengan tema hari kemerdekaan kita yang ke-74 ini, menuju Indonesia yang unggul. Keunggulan itu yang pasti SDM harus unggul. Kita bisa beli segala macam hal modern, tapi kalau SDM tidak dipersiapkan, ya untuk apa," ujar dia.
Marciano juga mengatakan bahwa KONI terus didorong untuk bisa berkontribusi maksimal melalui olahraga. Setelah resmi menggantikan Tono Suratman, Marciano mengatakan dirinya dan seluruh jajarannya berkeinginan untuk bisa melahirkan atlet-atlet berprestasi yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa di multiajang atau turnamen internasional yang mampu meletakkan Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa yang lain.
"Program pemerintah ingin menghadirkan manusia yang berkualitas, maka KONI akan ikut serta. Tapi, kami ingin berkontribusi sejak awal, sedini mungkin, dimulai dari keluarga. Dengan begitu akan terlihat anak-anak sportifitasnya tinggi. Karena dia bisa melihat seseorang yang lebih unggul darinya, dan dengan daya saing yang kuat, kalau orang lain bisa, dirinya juga harus bisa," kata Marciano.
Menuju SEA Games
Indonesia akan kembali mengikuti SEA Games tahun ini. Ajang dua tahunan itu bakal digelar di Filipina mulai 30 November hingga 11 Desember. Seperti edisi SEA Games sebelumnya, KONI memiliki peran untuk bisa memastikan Indonesia berprestasi dan bisa bersaing di perhelatan tersebut. Marciano mengatakan bahwa KONI sejatinya bertanggung jawab dalam pembinaan atlet.
Lembaga yang dipimpinnya memiliki fungsi pembinaan aktif yang dilakukan oleh induk cabang olahraga yang akan berperan serta dan ikut dalam SEA Games. "Kami harus melihat apakah pola latihan yang diterapkan benar. Apakah ada pelatih berkualitas. Apakah ada waktu untuk menambah jam terbang. Itu dimaksudkan agar benar-benar yakin bahwa sang atlet, tampil dalam posisi yang diharapkan," kat Marciano.
Karena itu, sangat penting ada sinergi antara KONI dengan induk cabang olahraga, khususnya dengan pelatih. Marciano mengatakan KONI merupakan jembatan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang perlu didukung pemerintah. "Jadi prestasi olahraga itu tidak terlepas dari kerja sama yang baik antara seluruh pemangku kepentingan olahraga. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga yang memiliki kebijakan, KONI yang langsung memimpin induk cabang olahraga dan kemudian Komite Olimpiade Indonesia yang membawa atlet-atlet untuk bertanding," sambungnya.
Di Filipina, Indonesia tentu dituntut memiliki prestasi setinggi langit. Apalagi Indonesia di Asian Games tahun lalu, finis di urutan keempat dari 45 negara peserta. "Jangan sampai Indonesia sudah berhasil meraih posisi empat di Asian Games, tahu-tahu babak belur di SEA Games," kata Marciano.
Namun, apapun bisa terjadi. Apalagi dalam sebuah multiajang, tuan rumah memiliki wewenang untuk menentukan beberapa cabang olahraga yang bisa dipertandingkan. Sudah tentu Filipina berhak untuk memasukkan cabnag olahraga yang benar-benar berpeluang untuk mendatangkan medali emas untuk tuan rumah. "Di Asian Games, ada sumbangan medali emas cukup banyak dari pencak silat. Kalau olahraga itu tidak ada di Filipina, maka yang lainnya harus tetap bagus. Kita harus jaga kehormatan di SEA Games karena kita mendapat hasil bagus di Asian Games," kata Marciano. (R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved