Pengaduan UN Ratusan

PADA hari pertama ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK) kemarin, 383 pengaduan masuk ke posko Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mayoritas pengaduan terkait dengan pelaksanaan UN berbasis komputer (UNBK) yang terkendala sejumlah masalah.

"Hari pertama UNBK kami menerima 383 pengaduan yang masuk lewat website (Kemendikbud). Sebanyak 305 pengaduan sudah kami tindak lanjuti," ungkap Ketua Koordinator UNBK Kemendikbud, Ari Santoso, pada jumpa pers tentang UN di Kemendikbud, Jakarta, kemarin (Senin, 3/4).

Ia menjelaskan pengaduan terbesar terkait masalah pada server utama sebanyak 160 kasus, aktivasi server cadangan (25 kasus), unlock sync (9 kasus) dan unlock serial number (9 kasus), serta 180 kasus belum ada keterangan.

Jumlah pengaduan terbesar berasal dari Provinsi Jawa Barat yakni 85 pengaduan, di-susul Jawa Tengah (55), Sumatra Utara (37), Jawa Timur (32), DKI (23), Jambi (22), Lampung (22), Nusa Tenggara Timur (14), Banten (12), Sumatra Selatan (11), serta Bali, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara (masing-masing 9 pengaduan).

Senada, Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan Irman Yasin Limpo mengatakan saat membuka soal di komputer, server dari pusat sempat lambat loading.

"Mungkin karena waktu narik soal bersamaan dan serentak sehingga server berat. Tapi tidak ada yang dirugikan karena belum masuk password atau token peserta ujian. Waktu baru mulai dihitung setelah password atau token masuk," urai Irman secara terpisah.

Irjen Kemendikbud Daryanto mengatakan pelaksanaan UN jenjang SMK mulai tahun ini digelar lebih dulu daripada SMA, yakni pada 3-6 April 2017.

Pertimbangannya agar perangkat komputer yang ada di SMK dapat dimanfaatkan saat UN SMA pada 13-15 April mendatang. Tahun ini siswa SMK peserta UNBK ada 1,1 juta murid atau 88,6% dari total 1.327.246 siswa SMK.

Adapun mata pelajaran yang diujikan pada UN SMK hari pertama ialah bahasa Indonesia. Hari kedua matematika, hari ketiga bahasa Inggris, dan hari keempat teori kejuruan.

Tingkatkan mutu
Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Kiki Yuliati, menjelaskan tahun ini ada enam provinsi yang 100% menyelenggarakan UNBK jenjang SMK, yaitu Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Total SMK yang ikut UNBK ada 9.829 sekolah.

Kiki berharap hasil UN dapat ditindaklanjuti pihak daerah dan juga Kemendikbud untuk meningkatkan mutu siswa dan sekolah lebih lanjut.

"Tiap tahun kita sampaikan ke sekolah dan dinas pendidikan agar hasil UN, walaupun tidak menentukan kelulusan, tetap dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu siswa dan sekolah. Namun, masih terdapat kendala karena ada keterbatasan pihak daerah tertentu," paparnya.

Di sejumlah daerah, UNBK tingkat SMK dilakukan secara bergiliran karena keterbatasan komputer. Di Jawa Barat, misalnya, SMK Negeri 2 Cirebon melaksanaan UNBK dalam tiga sesi.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Negeri 2 Kota Cirebon, Wiwik Sismawati, menjelaskan peserta UNBK ada 418 siswa, sementara mereka hanya memiliki 140 komputer.(Tim/H-3)