Didik Anak Untuk Berprasangka Baik

DI tengah kesibukannya, Helga Worotitjan, mengaku anak merupakan prioritas utama.

Dia pun mendidik anak-anaknya agar selalu memiliki prasangka baik terhadap orang lain.

"Cara saya (mendidik anak) misalnya selalu bersikap baik kepada siapa saja tanpa melihat latar belakangnya," jelasnya.

Menurut Helga, hal tersebut dia lakukan agar anaknya memiliki prasangka baik kepada orang lain.

Setiap manusia dilahirkan sama.

Yang membedakan ialah saat manusia tersebut diberi pakaian dan dikenalkan dengan keyakinan dan lain-lain sehingga hal tersebut yang membuat perbedaan antarumat manusia.

"Jadi, jangan berprasangka buruk tentang siapa pun karena seseorang baru bisa menilai kalau sudah mengalami sesuatu yang tidak nyaman. Bukan kita enggak berhati-hati, tapi jangan pernah berprasangka apa pun sampai mereka melakukan hal-hal buruk," papar Helga.

Selain itu, Helga mendidik anaknya dengan sesekali mengajak mereka untuk mengikuti kegiatannya, seperti mengikuti seminar, advokasi, dan pelatihan.

"Jadi, selain anak saya mendapatkan pengajaran dari saya, mereka dapat referensi dari orang lain," pungkasnya.

Hobi memasak

Menu yang dimasaknya tidak beragam. Dirinya yang dibantu putri sulungnya mengkhususkan diri hanya memasak ayam panggang, brownies, serta makanan khusus untuk orang sakit.

"Kalau saya fokus ke ayam panggang dan brownies. Saya juga buat makanan khusus, misalnya, untuk orang sakit. Ayam panggang saya pasarkan via online, tapi kalau brownies dari mulut ke mulut saja," imbuhnya.

Selain menjadi sumber nafkahnya, memasak menjadi media bagi dirinya untuk memulihkan kondisinya dari trauma kekerasan yang pernah dia alami sejak umur lima tahun.

"Ini bagian dari pemulihan. Saya baru sadar saya paling efektif dengan memasak. Saya sudah coba untuk ikut support group, pelihara hewan yang banyak, tapi ternyata tidak terlalu efektif. Yang paling efektif ya masak. Jadi, nanti ada semacam kepuasan tersendiri setelah memasak," papar ibu dua anak itu.

Helga juga turut aktif dalam mempromosikan dan memasarkan pakaian-pakaian secara daring di akun Instagram-nya.

Baju-baju tersebut bisa dikatakan spesial karena dibuat para penyintas korban kekerasan.

"Baju online Srikandes juga, saya marketing sama promosinya Srikandes. Itu bisnis komunitas yang seluruh keuntungannya digunakan untuk pembangunan shelter para korban dan penyintas, kampanye perdamaian, serta gerakan-gerakan dukungan isu HAM," paparnya.