Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BUDAYAWAN Daniel Hakiki meminta pemanfaatan Komunitas Sedulur Sikep oleh sejumlah pihak dalam penolakan pabrik semen di Kabupaten Rembang dan Pati, harus segera dihentikan.
"Jika kepentingan segelintir oknum Sedulur Sikep tidak segera dihentikan, maka masyarakat dan komunitas tersebut khawatir kearifan lokal welas asih dan kejujuran yang menjadi karakter utama ajaran Samin akan punah," katanya di Semarang, Rabu (15/3).
Ia berpandangan bahwa kebudayaan memiliki ranah tersendiri yang seharusya tidak dibaurkan dengan berbagai kebutuhan duniawi semata. "Jika kebudayaan dibaurkan, maka nilai dari kebudayaan itu sendiri akan mengalami degradasi dan lambat laun akan ditinggalkan," ujarnya.
Menurut dia, saat ini masyarakat Samin sedang disorot banyak pihak karena pemahaman hidup segelintir orang Samin dirasa mulai bergeser kepada ranah politik praktis. Kondisi itu, kata dia, ditandai dengan adanya pergerakan politik dan keduniawian yang masif dari sebagian warganya dan warna tersebut yang kini seakan-akan membawakan eksistensi masyarakat Samin secara umum.
Daniel mengaku khawatir karena hal tersebut dapat mengurangi kearifan atau keluhuran ajaran Samin itu sendiri yang selalu kental dengan nuansa welas asih serta kejujuran. "Sebagai ajaran kebudayaan, Samin merupakan ajaran yang sangat tepat untuk menghindari pertikaian dan permasalahan," katanya.
Sebelumnya, sejumlah warga Samin di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, merasa dipermalukan terkait dengan permintaan berbagai bentuk bantuan ke sejumlah pihak oleh para penolak beroperasinya pabrik semen.
"Kami tidak pernah minta bantuan kepada siapapun, tapi oleh Gunretno (tokoh penolak pabrik semen, red) diomongkan minta bantuan. Itu sama saja njlomprongke kami," ujar Sutoyo, tokoh Sedulur Sikep di Kabupaten Pati.
Ia mengaku mengetahui Gunretno meminta bantuan dengan mengatasnamakan Komunitas Sedulur Sikep setelah dirinya didatangi sejumlah pihak pemberi bantuan yang berasal dari berbagai daerah.
Warga Dukuh Bombong, Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati itu menyebutkan bantuan antara lain, benih tanaman dan uang sebesar Rp150 juta dari sebuah perusahaan jamu di Kabupaten Semarang.
"Yang 'ngasih' uang ngecek ke saya, menanyakan apakah bantuan yang telah diberikan sudah diterima atau belum, (Sedulur) Sikep tidak rakus dan tidak pernah minta-minta," katanya dalam bahasa Jawa.
Sutoyo menilai tindakan Gunretno yang meminta bantuan dan melakukan unjuk rasa menolak pabrik semen itu menyimpang dari ajaran Samin. Para leluhur warga Samin, kata dia, tidak pernah mengajarkan pengikutnya untuk iri hati, dengki, bermusuhan, atau menjelek-jelekkan orang lain.
"Saya sudah menegur Gunretno tiga kali, saya tanya ajaran Samin yang mana kok mengajak unjuk rasa seperti itu? Dia diam saja, tidak menjawab," ujarnya.
Ia juga mengaku pernah tiga kali diajak Gunretno berunjuk rasa di Kabupaten Rembang dan Pati untuk menolak pabrik semen. Menurut dia, para pendemo yang melakukan aksinya itu hanya sebagian kecil dari Sedulur Sikep, sedangkan mayoritas berasal dari desa lain yang seolah-olah merupakan warga Samin.
"Sebagian besar Sedulur Sikep tidak mau diajak demo karena tidak sesuai dengan ajaran yang kami anut," katanya.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved