Target Inovasi Industri Ditingkatkan

TARGET inovasi industri pada 2017 di lembaga litbang (penelitian dan pengembangan), perguruan tinggi dan industri oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek dan Dikti) ditingkatkan sebanyak 45 inovasi dari 15 inovasi tahun sebelumnya.

Untuk memenuhi target tersebut, Menristek dan Dikti M Nasir mengakui bukan hal mudah di tengah keterbatasan anggaran. "Meskipun anggaran kita turun Rp1 triliun, tapi fokus kita pada penguatan inovasi tidak akan berkurang. Malah harus lebih gencar," ujarnya di Jakarta saat dimintai tanggapannya setelah pemaparan laporan kinerja akhir tahun.

Menurut Nasir, Indonesia harus optimistis untuk mengejar ketertinggalannya di bidang inovasi. Dicontohkan sepanjang 2016, Kemenristek dan Dikti telah berhasil memenuhi capaian inovasi yang sangat membanggakan. Terbukti dari target 15 inovasi, kenyataannya sudah ada 40 yang telah dipasarkan.

"Indonesia akan mampu menjadi bangsa yang mandiri melalui hasil riset inovasi. Ke depannya bukan hanya dari segi kuantitas yang akan ditambah, kualitas inovasi yang dihasilkan juga harus meningkat," ujarnya.

Ia pun menegaskan, pemerintah akan terus mendorong perkembangan inovasi dalam negeri. Semisal, jika kebutuhan garam farmasi di Indonesia 100% impor, berkat inovasi riset yang dihasilkan anak bangsa kini produksi dalam negeri bisa mencapai 2.000 ton. "Bahkan akan kita tingkatkan lagi jadi 6.000 ton melalui perusahaan Kimia Farma. Jadi, tidak perlu impor lagi," cetusnya.

Kemenristek dan Dikti mendorong dan mengarahkan institusi perguruan tinggi dan lembaga litbang untuk tidak hanya berorientasi pada penelitian dan pengembangan litbang yang hanya menghasilkan sebatas publikasi ilmiah, tetapi juga harus lebih berorientasi pada litbang yang bisa menghasilkan produk-produk inovatif bernilai tambah tinggi yang bisa di pasarkan dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Sudah saatnya hasil litbang di Indonesia harus banyak dihilirisasikan dan dikomersialiasikan, serta menjadi inovasi yang berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing, dan kesejahteraan masyarakat, ujar Nasir.

Anggaran terbatas
Optimisme juga dikemukakan oleh Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek dan Dikti Jumain Appe, bahwa sebenarnya inovasi yang dihasilkan telah cukup banyak. Hanya lantaran anggaran yang terbatas, pemerintah terpaksa membatasi target.

"Yang sedang berjalan ada 190-an inovasi dan rata-rata sudah TRL 8. Tapi anggaran kita cuma Rp190 miliar, minim sekali," tutur dia. Sebagai bentuk komitmen meningkatkan inovasi hasil riset anak bangsa, pada 2017 alokasi di APBN untuk penguatan inovasi ditambah menjadi Rp360 miliar.

Di samping itu, pemerintah juga akan mempertegas komitmen industri dalam mendukung inovasi dalam negeri. Setidaknya tahun depan sudah ada wacana industri mengalokasikan dana minimal 40% untuk inovasi di bidang produksi.

"Inovasi apa pun yang sudah dalam bentuk prototipe dan ingin dipasarkan akan kita dukung. Akan kita bantu kerja samakan dengan industri," tegasnya. Menurut Jumain, sedikitnya ada 400 proposal yang sudah masuk ke Kemenristek dan Dikti hingga akhir 2016.(H-1)