Hayati dan Amalkan Perdamaian Sejati

Umat Kristen di seluruh dunia saat ini masih berada dalam suasana perayaan Natal, tak terkecuali di Indonesia. Dalam suasana itu Presiden Joko Widodo menyatakan bersyukur bangsa Indonesia dapat merayakan hari itu di tengah keberagaman.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan hal itu saat menghadiri Perayaan Natal Nasional 2016 di Gedung Wale Ne Tou Tondano, Kelurahan Sasaran, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, kemarin.

Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja mengingatkan bahwa dalam suasana Natal, sesungguhnya umat diajak kembali untuk menghayati dan mengamalkan perdamaian sejati. Perdamaian yang terwujud nyata penting demi ketenteraman bangsa Indonesia.

“Perdamaian itu lahir apabila kita menghayati Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Perdamaian sejati dan kecintaan pada bangsa itulah artikulasi nilai-nilai spiritualitas Natal. Kita semua dipanggil untuk mewujudkan iman lewat perbuatan nyata bagi sesama, negara, dan bangsa,” kata Presiden seperti dikutip rilis Kantor Kepresidenan yang diterima, kemarin.

Oleh karena itu, sebagai wujud rasa syukur atas perdamaian itu, Presiden mengajak bangsa Indonesia untuk terus merawat warisan asli Nusantara yang telah mempersatukan, yakni semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Saat mengakhiri pernyataannya, Presiden pun tidak lupa mengucapkan, “Selamat Hari Natal 2016 bagi seluruh umat kristiani di seluruh Tanah Air, dan selamat Tahun Baru 2017.”

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Panitia Natal Bersama Nasional 2016 yang juga Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan perayaan Natal tahun ini dibuat rangkaian dan dimulai dengan acara bakti sosial.

“Kami mengirimkan bantuan baik untuk masyarakat yang kurang mampu di Sulawesi Utara hingga ke Pidie di Aceh,” ujarnya.

Natal juga dirangkai dengan program pemberian bantuan beasiswa sehingga ia mengatakan perayaan Natal tahun ini bukan acara seremonial semata. (Ant/RO/Pol/X-6)