Pengendalian Tembakau tidak Rugikan Siapa Pun

PENGENDALIAN tembakau tidak akan mematikan siapa pun, termasuk petani dan buruh. Kalau ada yang tidak setuju dengan usul kenaikan cukai tembakau, termasuk DPR, mungkin karena pemahaman yang tidak menyeluruh.

Menurut Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Hasbullah Thabrany, ada kesalahpahaman selama ini bahwa pengendalian tembakau selalu divonis mematikan petani dan buruh. Padahal, pengendalian tembakau justru memperhatikan kesejahteraan petani dan buruh.

Selama ini, ujarnya, petani tembakau tidak sejahtera karena berada pada tingkat terendah dalam rantai produksi tembakau. Hal itu juga dibuktikan dengan penghasilan petani yang tidak kunjung naik meski produksi dan konsumsi rokok di Indonesia terus naik.

"Dengan pola yang ada sekarang ini, yang mendapatkan peningkatan penghasilan adalah industri rokok besar yang notabene sudah dikuasai asing," tegas Hasbullah pada lokakarya bertema Harga rokok, dilema pembangunan dan kualitas hidup, di Jakarta, kemarin. Dari survei yang dilakukan terhadap petani pun, hasilnya sangat menyedihkan. Bagi petani, tidak masalah menanam apa yang penting penghasilan meningkat.

Isu tentang pengendalian tembakau mencuat lagi setelah di Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada 15 Desember, RUU tentang Tembakau disahkan. Implikasi dari keputusan tersebut ialah RUU Pertembakauan akan dibahas DPR dan pemerintah di sidang 2017.

Pembicara lain dalam lokakarya itu, KH Salahuddin Wahid, menjelaskan dalam tinjauan agama (Islam), rokok merupakan salah satu barang yang dihukumi makruh, karena itu sebaiknya ditinggalkan. "Pesantren Tebuireng sudah melarang rokok, tetapi memang masih ada kiai atau ulama merokok," kata dia.

Dikisahkan, kiai yang merokok itu termasuk yang menentang kebijakan larangan merokok di Tebuireng. "Akhirnya kiai tersebut jatuh sakit. Pada saat sakit baru dia bilang bahwa merokok itu tidak baik," ujarnya. Menurut Gus Sholah, masyarakat terutama umat muslim perlu diberi pemahaman yang benar tentang rokok. (*/H-1)