Biaya Hidup Penerima Bidikmisi Ditambah

MENTERI Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir memastikan bahwa mulai tahun depan alokasi dana untuk biaya hidup mahasiswa penerima bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa tidak mampu (Bidikmisi) naik dari Rp600 ribu menjadi Rp650 ribu per bulan.

Sementara untuk biaya pendidikan tetap Rp400 ribu per bulan atau setara Rp2,4 juta per semester.

Dengan demikian, mahasiswa tidak dibebani biaya kuliah.

"Biaya hidup semakin tinggi karena itu kami berikan tambahan supaya mereka bergairah belajar dan cepat lulus," ujar Menristek Dikti M Nasir saat Temu Mahasiswa Bidikmisi dan ADiK Papua & NTT di Kampus Nusa Cendana, Kupang, NTT, kemarin.

Ia mengatakan, bukan hanya bi-aya hidupnya yang ditambah, melainkan jumlah penerima Bidikmisi juga akan ditambah dari 60 ribu menjadi 75 ribu.

Tahun ini ada sekitar 360 ribuan mahasiswa baru penerima Bidikmisi.

Lebih lanjut, jelas Nasir, meskipun anggaran di APBN 2017 mengalami penurunan, alokasi Bidikmisi justru naik menjadi Rp4,3 triliun.

Harapannya, kualitas pendidikan, khususnya bagi mahasiswa berprestasi, semakin baik.

"Penerima beasiswa ini banyak yang rata-rata IPK-nya tinggi. Mereka harus bisa jadi contoh bagi yang lain," ucapnya.

Hal ini diamini Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti Intan Ahmad.

"Sejauh ini Bidikmisi su-dah menunjukkan kualitasnya. Hingga akhir 2015, sebanyak 51% penerima Bidikmisi mendapatkan IPK 3-3,5. Kemudian sebanyak 28% mendapat IPK di atas 3,5, dan 0,7% mendapat IPK 4.0."

Intan menambahkan, Bidikmisi telah berhasil menjadi salah satu katalis yang strategis dalam membantu mahasiswa mengeksplorasi diri.

Di samping itu, Bidikmisi juga menyasar mahasiswa berprestasi yang berasal dari sejumlah daerah pelosok di Tanah Air sehingga Bidikmisi dapat berkontribusi terhadap pemerataan akses pendidikan yang menjadi cita-cita Nawacita.

"Bidikmisi telah berkontribusi terhadap peningkatan kohesi sosial serta pemahaman tentang keberagaman bangsa Indonesia."