Empat Geopark Ditargetkan Dapat Pengakuan UNESCO

PEMERINTAH tengah mengupayakan empat kawasan geopark masuk jaringan geopark dunia atau Global Geopark Network (GGN) yang diakui Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

Keempatnya, yakni Geopark Toba di Sumatra Utara, Geopark Merangin di Jambi, Geopark Rinjani di Nusa Tenggara Barat, dan Geopark Ciletuh di Jawa Barat.

"Sedang kita persiapkan (empat kawasan geopark) untuk dapat pengakuan dari Unesco," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dalam kunjungan ke Geopark Gunung Batur, Bali, kemarin (Minggu, 4/12).

Geopark merupakan kawasan geografis dengan situs-situs warisan geologis di dalamnya yang menjadi bagian dari konsep perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan.

Sejauh ini, baru ada dua geopark Indonesia yang diakui UNESCO sebagai geopark berskala internasional, yakni Geopark Gunung Batur di Bali dan Geopark Gunung Sewu di Jawa Tengah.

Terkait dengan Geopark Batur, Jonan menjelaskan kawasan tersebut menjadi bukti berpadunya warisan geologi dengan kearifan lokal dan keanekaragaman hayati. Geopark yang diakui UNESCO 2012 lalu itu berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat sekitar.

Pada kesempatan sama, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial mengungkapkan pengembangan kawasan geopark tidak bisa lepas dari komitmen pemerintah daerah setempat. Pasalnya, hal itu menjadi salah satu komponen utama bagi UNESCO dalam meluluskan suatu geopark menyabet status GGN.

"Seperti kawasan Geopark Toba itu terletak di 7 kabupaten, Sedangkan pemerintah kabupatennya memiliki orientasi sendiri-sendiri. Ini yang harus disinkronkan agar komitmennya sama," kata Ego.

Di antara empat geopark yang diusulkan, Geopark Rinjani diyakini akan mendapatkan status GGN dari UNESCO pada tahun depan lantaran dinilai paling siap. Menurutnya, pengakuan UNESCO penting dalam memudahkan promosi suatu kawasan geopark. (Tes/H-3)