Komisi X DPR Restui Moratorium UN

MI
02/12/2016 07:23
Komisi X DPR Restui Moratorium UN
(Antara/Akbar NUgroho Gumay)

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menyiapkan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) sebagai pengganti moratorium ujian nasional (UN). "Dalam masa transisi itu, pascamoratorium kami akan memfasilitasi proses penyelenggaraan ujian sekolah berstandar nasional," ujar Mendikbud Muhadjir Effendy dalam rapat kerja bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, kemarin.

USBN tersebut diselenggarakan Kemendikbud, pemerintah daerah, dan sekolah yang diawasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan dewan pendidikan provinsi serta daerah. Perumusan USBN juga akan melibatkan banyak pihak, seperti guru dan masyarakat.

"Kami juga akan memfasilitasi provinsi yang memerlukan instrumen seleksi siswa dari jenjang SMP ke SMA. Kemendikbud juga melakukan optimalisasi dan revisi anggaran 2017 untuk pembinaan sekolah dan pengembangan seleksi yang lebih komprehensif," ujar Muhadjir untuk meyakinkan anggota dewan.

Dikatakan lagi, Kemendikbud melakukan moratorium dengan berbagai alasan, salah satunya kecurangan pelaksanaan. "Karena cakupan UN luas, sulit memperoleh UN yang kredibel dan bebas dari kecurangan," kata dia.

Selain itu, UN membutuhkan banyak biaya dan mengerahkan sumber daya yang sangat besar.

Alasan lainnya, hasil UN tidak memiliki dampak nyata pada peserta UN atau terkait dengan kelulusan. Hasil UN baru dirasakan dampaknya begitu dimanfaatkan untuk kepentingan lain, misalnya, seleksi. "Bahkan perguruan tinggi negeri sendiri tidak menggunakan hasil UN. Mereka lebih percaya dengan metode seleksi mereka sendiri, yakni SNMPTN dan SBMPTN," tegas Muhadjir.

Saat mendengar argumen Mendikbud tersebut, sebagian besar fraksi DPR setuju UN dimoratorium.

Namun, pemerintah khususnya Kemendikbud diminta menyampaikan kajian akademis dalam dokumen resmi. Anggota Komisi X DPR Fraksi Golkar Popon Otje Junjunan mengapresiasi Mendikbud dan jajarannya terkait dengan langkah moratorium UN itu. "Saya acungkan jempol langkah Mendikbud ini karena mengerti ruh pendidikan," ujarnya. (Bay/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya