Bahasa Indonesia Ditawarkan di AUT

KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dan Auckland University of Technology (AUT) menjajaki rencana kerja sama berupa pengadaan mata kuliah bahasa Indonesia. Kerja sama itu diharapkan terwujud pada 2017.

Hal itu dikemukakan Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemendikbud Suharti dalam forum dialog yang digelar di AUT, Auckland, Selandia Baru, kemarin.

"Kami sudah membahas rencana program ke depan. Salah satunya ialah pengembangan bahasa Indonesia di Selandia Baru," kata dia.

Soal bahasa Indonesia, Selandia Baru memang relatif tertinggal ketimbang tetangganya, Australia. Menurut Suharti, di 'Negeri Kanguru', bahasa Indonesia tidak hanya masuk kurikulum universitas, tapi juga bahkan sekolah tingkat dasar dan menengah.

"Kami menawarkan kerja sama sehingga orang-orang Selandia Baru juga lebih banyak tahu tentang Indonesia. Kami siap mengirimkan guru-guru bahasa Indonesia ke sini," ucapnya.

Program itu sendiri merupakan salah satu dari target Kemendikbud pada 2017, yakni meningkatkan serta memperkuat pengembangan, pembinaan, juga perlindungan terhadap bahasa.

"Kita ingin lebih banyak masyarakat dunia mengenal dan menggunakan bahasa Indonesia, salah satunya lewat penyediaan guru. Di Selandia Baru, bahasa Indonesia belum jadi bagian dari kurikulum apa pun," lanjut Suharti.

Dalam menanggapi tawaran pemerintah Indonesia, Director International Relations & Development AUT Lester Khoo mengemukakan pihaknya tengah membidik untuk menjadi centre of excellence untuk Asia Pasifik, termasuk juga Asia Tenggara. Pengadaan mata kuliah bahasa Indonesia dinilainya bisa menjadi sarana untuk menggenapi target tersebut.

Menurut Khoo, ketiadaan bahasa Indonesia dalam kurikulum di Selandia Baru bukan hal tepat. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu tetangga Asia terdekat mereka. Indonesia pun diramal menjadi perekonomian terbesar ke-7 dunia pada 2030. "Jadi kita harus memperat hubungan dengan Indonesia. Jika tidak, Selandia Baru akan menjadi irelevan untuk Indonesia. Saya pikir bahasa, juga budaya, menjadi fondasi utama dari hubungan yang tengah kita bina ini," tutur Khoo.

Program center of excellence yang tengah dirancang AUT, ia prediksi dapat komplet dalam dua bulan. Center itu diharapkan Khoo bisa diresmikan pada Juli atau Agustus 2017. Berbarengan dengan itu, AUT merancang aplikasi penerjemah yang memungkinkan pemakainya mencari terjemahan dari kata-kata bahasa Indonesia ke bahasa Inggris ataupun bahasa Maori, juga sebaiknya.

Kirim mahasiswa
Kemendikbud berharap Selandia Baru aktif mengirimkan mahasiswa mereka ke Indonesia guna mempelajari bahasa dan seni budaya. Menurut Kabag Fasilitasi Internasional Kemendikbud Dedi Karyana, pemerintah memiliki program beasiswa bagi mahasiswa internasional untuk belajar di Indonesia. Tahun ini, tidak kurang dari 581 mahasiswa dari 62 negara mengikuti program tersebut.

"Sayangnya, tidak ada perwakilan dari Selandia Baru," ujarnya saat memberi sambutan dalam acara Indonesia Cultural Night di Auckland University of Technology. Tahun depan, imbuhnya, ada 5% kuota untuk Selandia Baru. "Semoga AUT bisa mengisi tempat itu," harapnya. (H-1)