Mitsui Berbagi Ilmu Bisnis di Universitas Budi Luhur

29/10/2016 22:32
Mitsui Berbagi Ilmu Bisnis di Universitas Budi Luhur
(Ist)

SESI ketiga Japanese Seminar Series 2016 digelar Universitas Budi Luhur pada Sabtu (29/10). Kali ini, Mr Jun Tamura, Chief Representative Mitsui and Co menyampaikan materi berjudul '360º Business Innovation' di depan 250 mahasiswa S1 dan S2 Universitas Budi Luhur.

Moderator dalam sesi kali ini ialah Dewi Faeni PhD, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Budi Luhur.

Prof Suparmoko, salah satu senior profesor Universitas Budi Luhur, dalam sambutannya mengingatkan kepada mahasiswa, bahwa Jepang sejatinya merupakan negara miskin sumber daya alam, tetapi dapat berbisnis di seluruh dunia karena memiliki sumber daya manusia yang luar biasa.

Sedangkan Indonesia sangat kaya dengan SDA, tetapi SDM-nya sangat lemah. Akibatnya, negara Indonesia hidup dari menjual SDA yang lama kelamaan bisa habis. Jadi, tugas bangsa Indonesia kini harus meningkatkan kualitas SDM, dan mempertahankan agar SDA tidak habis.

Dengan judul '360º Business Innovation', Mr Tamura, yang lulusan Sophia University Tokyo dan Harvard University Boston itu, memaparkan bahwa Mitsui merupakan sebuah konglomerasi (sogo shosha), dan salah satu yang terbesar di Jepang. Mitsui memiliki berbagai macam aktivitas bisnis, mulai menjual mi, donat, hingga pesawat ruang angkasa.

Saat ini, kata dia, Mitsui beroperasi di 65 negara. Indonesia merupakan negara ke-3 terbesar lokasi aktivitas bisnis Mitsui setelah Brasil dan Chile. Di Indonesia, Mitsui telah ada sejak 1901. Jadi, sudah 115 tahun beroperasi di Indonesia.

Dalam bidang infrastruktur, proyek terbesar Mitsui ialah Power, yaitu pengadaan energi listrik bekerja sama dengan PLN di Paiton, Jawa Timur. Proyek terbesar kedua ialah Port yaitu investasi dan pengoperasian pelabuhan laut bekerja sama dengan Pelindo serta pelabuhan udara yang bekerja sama dengan Angkasa Pura.
"Adapun proyek ketiga terbesar ialah minyak dan gas bumi, yaitu pengadaan terminal LNG dan jalur-jalur pipa minyak Pertamina dan pembangunan/pengoperasian pabrik dan pengilangan Amonia bekerja sama dengan Pertamina," kata dia.

Sedangkan proyek infrastruktur terbesar keempat ialah industri kimia dan logam dasar bekerja sama dengan Pupuk Kaltim dan Aneka Tambang. Sedangkan proyek kelima adalah pembangunan dan pengoperasian Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta yang bekerja sama Kereta Api Indonesia.

"Dan masih ada lagi perusahaan lain yang bekerja sama dengan Mitsui. Jumlah perusahaan Indonesia yang bekerja sama dengan Mitsui adalah 24 perusahaan," terangnya.

Ketua Panitia Japanese Seminar Series, Liza Dwi Ratna Dewi, yang juga dosen Universitas Budi Luhur menyampaikan bahwa prinsip yang dimiliki Mitsui yaitu with a pen, a paper, a phone, and we can running business merupakan semangat kewirausahaan tanpa menuntut fasilitas yang perlu dicontoh oleh mahasiswa dalam menjalankan bisnis. (RO/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya