Sekjen UN Habitat Apresiasi Peran Aktif Indonesia

Dero Iqbal Mahendra
22/10/2016 12:32
Sekjen UN Habitat Apresiasi Peran Aktif Indonesia
(AFP)

DIREKTUR Eksekutif UN Habitat yang juga Sekjen Habitat III Joan Clos mengungkapkan apresiasinya kepada peran aktif Indonesia dalam proses Habitat III baik sebagai anggota, Prepcom3 Regional Asia Pasifik, negosiasi antar bangsa hingga dalam penyelenggaraan Prepcom3 di Surabaya, Juli lalu yang menciptakan basis yang sangat kondusif untuk perjalanan adopsi New Urban Agenda.

Joan juga meminta kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk meminta dukungan Indonesia dalam evaluasi pelaksanaan satu tahun Agenda Baru Perkotaan atau New Urban Agenda kedepan. Hal tersebut juga akan membuka peluang para praktisi dan tenaga ahli Indonesia untuk mendukung UN Habitat.

Dalam kesempatan tersebut Joan Clos juga menyampaikan tiga instrumen penting dalam mewujudkan pembangunan perkotaan berkelanjutan, yakni regulasi yang jelas dan mendukung, perencanaan dan perancangan perkotaan yang terpadu, serta pengembangan skema pembiayaan untuk pembangunan perkotaan.

Seperti yang diketahui pada hari terakhir Konferensi UN Habitat III Kamis (20/10) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono selain bertemu dengan Joan dirinya juga melakukan pertemuan dengan Menteri Perumahan dan Pengembangan Perkotaan Ekuador Maria de Los Angeles Duarte, Direktur Eksekutif UNEP yang juga Mantan Menteri Lingkungan Hidup Norwegia Eric Solheim, dan Kepala Divisi Pengembangan Perkotaan, Air, dan Transportasi - Kementerian Pembangunan dan Kerjasama Ekonomi Federal Jerman Franz-B Marre.

Sedangkandalam pertemuannya dengan Menteri Perumahan dan Pengembangan Perkotaan Ekuador, Basuki menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Ekuador sebagai tuan rumah atas suksesnya penyelenggaraan Konferensi UN Habitat III. Menurutnya sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa banyak kesamaan antara Indonesia dengan Ekuador yakni mengalami gempa bumi sehingga sangat dimungkinkan untuk dibuka kerjasama dalam hal mitigasi bencana.

Pada hari yang sama, Menteri Basuki juga menerima kunjungan dari Direktur Eksekutif United Nations Environment Programme (UNEP) yang membahas mengenai kebijakan mengenai lingkungan hidup dalam rangka mendorong pembangunan berkelanjutan.

Menteri Basuki menanyakan kepada Eric Solheim yang juga mantan Menteri Lingkungan Hidup Norwegia perkembangan Green Climate Fund. Green Climate Fund adalah sebuah mekanisme pendanaan iklim yang beroperasi di bawah United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).

Pada kesempatan tersebut Eric Solheim memberikan masukan antara lain perlunya identifikasi apa yang ingin dicapai, pemerintah juga harus menjadi terdepan dalam prosesnya, dan mencari jaringan partner potensial.

Dalam pertemuan dengan Franz-B Marre, Menteri Basuki menyampaikan bahwa Indonesia telah siap melaksanakan NUA diantaranya dengan kesiapan di bidang kelembagaan dimana Bappenas yang akan menjadi focal point NUA dengan didukung oleh Sekretariat Nasional Habitat yang sudah terbentuk. Namun tantangan yang dihadapi adalah perlunya penguatan peran Pemerintah Daerah dalam implementasi NUA.

Ditambahkannya mengukur keberhasilan NUA tidak hanya dari indikator yang terukur tapi juga tingkat prosperity atau liveability yang dapat diukur melalui survei kepuasan masyarakat.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya