Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Penelitian Coba Jelaskan Nabi Musa Dapat Membelah Laut Merah

Meilani Teniwut
25/7/2024 19:41
Penelitian Coba Jelaskan Nabi Musa Dapat Membelah Laut Merah
Ilustrasi.(Freepik)

KISAH Nabi Musa membelah Laut Merah dalam tradisi religius telah lama menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang. Kini, studi terbaru yang dilakukan oleh National Center for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado di Boulder menawarkan penjelasan ilmiah yang menggugah tentang peristiwa tersebut. Penelitian ini memanfaatkan simulasi komputer untuk merekonstruksi kejadian luar biasa tersebut dengan menggabungkan model dinamika fluida.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan berhasil menciptakan simulasi yang menunjukkan kombinasi angin dan gelombang dapat menghasilkan kondisi yang mirip dengan cerita dalam kitab suci. Carl Drews, penulis utama studi, menjelaskan bahwa simulasi ini mengungkap bahwa angin kencang bisa menyebabkan perpecahan perairan dan menciptakan jalur kering yang memungkinkan Bani Israil melintasinya.

"Temuan ini cukup mirip dengan yang diceritakan dalam kisah Eksodus," ujar Drews dalam wawancara dengan The Guardian pada Rabu (24/7). Ia menjelaskan bahwa fenomena ini dapat dipahami melalui prinsip dinamika fluida. Angin dengan kecepatan tinggi dapat menggeser air, menciptakan jalur aman di antara perairan dengan air di kedua sisi, sebelum akhirnya air kembali mengalir.

Baca juga : Jawaban Ujian dari Kecerdasan Buatan tidak Terdeteksi dan Ungguli Siswa

Simulasi tersebut menunjukkan skenario angin berkecepatan 63 meter per jam dari arah timur berembus di atas danau di wilayah Mediterania. Angin ini dapat mendorong air kembali ke pantai barat, sehingga membentuk daratan lumpur yang luas. Proses ini memungkinkan pembentukan jembatan darat yang tinggi dan kering selama sekitar empat jam. Ini memberikan kesempatan bagi Bani Israil untuk menyeberang sebelum air menutup kembali dan menelan pasukan Firaun.

Menariknya, Drews dan timnya tidak menggunakan Laut Merah sebagai lokasi simulasi. Mereka memilih untuk tidak menggunakan lokasi ini karena orientasinya dari utara ke selatan tidak sesuai dengan deskripsi dalam kisah Eksodus yang menggambarkan perairan menyapu dari satu sisi. Sebagai alternatif, mereka mengandalkan data geografi kuno untuk memodelkan kemungkinan lokasi dan kedalaman saluran air di sepanjang Nil sesuai dengan deskripsi sejarah yang ada.

Sebelumnya, ada spekulasi bahwa fenomena tsunami mungkin telah menyebabkan perairan mundur dengan cepat. Namun, pandangan ini tidak selaras dengan narasi Alkitab yang menyebutkan bahwa lautan terbelah secara bertahap dalam semalam akibat angin timur yang kuat. Penelitian ini menyajikan perspektif baru dengan memanfaatkan data ilmiah dan model fisika untuk menjelaskan kemungkinan latar belakang dari kisah religius tersebut.

Penemuan ini tidak hanya memberikan penjelasan ilmiah yang menarik mengenai peristiwa yang dianggap sebagai mukjizat, tetapi juga membuka kemungkinan baru dalam memahami peristiwa sejarah dan religius bisa memiliki dasar ilmiah yang dapat diuji melalui penelitian modern. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya