Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Organ-Organ yang Menyusun Reproduksi pada Laki-Laki

Wisnu Arto Subari
21/7/2024 20:30
Organ-Organ yang Menyusun Reproduksi pada Laki-Laki
Ilustrasi.(Freepik)

KITA bisa berkembang karena ada pembelahan sel terus menerus. Salah satu tujuannya yaitu untuk reproduksi. Tahukah kamu organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada laki-laki

Kali ini kita mempelajari organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada laki-laki. Berikut pemaparannya sebagaimana dilansir dari Buku Ilmu Pengetahuan Alam/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester 1 yang ditulis Siti Zubaidah dkk.

Alat reproduksi atau alat kelamin laki-laki dapat dibedakan menjadi alat reproduksi luar dan alat reproduksi dalam. 

Baca juga : Tiga Alasan Pembelahan Sel serta Fase Mitosis dan Meiosis

 

 

Baca juga : Lima Bab Pelajaran IPA untuk SMP Kelas IX Semester 1

1. Alat reproduksi luar.

Alat reproduksi luar merupakan alat reproduksi yang terletak pada bagian luar tubuh dan dapat diamati secara langsung.

a. Penis.

Bagi kamu anak laki-laki, air kencingmu dikeluarkan melalui organ yang disebut penis. Penis berfungsi sebagai saluran kencing (urine) dan sebagai saluran sperma. 

Penis terbentuk dari otot dan tidak memiliki tulang. Pada ujung penis terdapat struktur seperti lipatan kulit yang disebut kulup (prepuce). Kulup inilah yang dipotong saat seseorang dikhitan.

Baca juga : Bagian-Bagian Telinga Manusia serta Proses Mendengar pada Hewan

b. Skrotum.

Pada bagian di dekat penis terdapat kantong yang terlihat seperti lipatan-lipatan kulit yang disebut skrotum. Pada skrotum tersebut terdapat dua buah (sepasang) testis atau buah zakar yang berbentuk bulat telur. Skrotum juga berfungsi menjaga suhu testis agar sesuai untuk produksi sperma.

2. Alat reproduksi dalam.

Alat reproduksi dalam merupakan alat reproduksi yang terletak pada bagian dalam tubuh dan tidak dapat diamati secara langsung. Alat reproduksi dalam antara lain terdiri atas testis, saluran sperma, uretra, dan kelenjar reproduksi.

a. Testis.

Testis merupakan organ reproduksi yang berbentuk bulat telur, berjumlah dua buah (1 pasang), dan terdapat dalam skrotum. Saat ini, mungkin kamu berusia antara 13 atau 14 tahun. 

Baca juga : Sistem Ekskresi pada Manusia, Organ-Organ, dan Gangguannya 

Pada usia tersebut testis mulai memproduksi sperma atau sel kelamin jantan dan hormon testosteron. Nah, tahukah kamu apa itu sperma dan hormon testosteron?

Sperma merupakan sel tunggal yang mempunyai ekor dan kepala yang merupakan sel kelamin bagi laki-laki. Hormon testosteron adalah senyawa yang dapat merangsang perubahan fisik pada anak laki-laki seperti membesarnya jakun dan tumbuhnya rambut pada tempattempat tertentu, misalnya kumis. 

Pada masa inilah kamu berada pada masa pubertas. Masa pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami pematangan fungsi seksual yang disertai perubahan fisik dan psikis.

Baca juga: Belajar tentang Organ Reproduksi Perempuan dan Oogenesis

Hormon testosteron memiliki banyak fungsi, antara lain mengatur perkembangan dan fungsi alat reproduksi laki-laki serta mengatur perkembangan ciri-ciri reproduksi sekunder. Perkembangan reproduksi sekunder ditandai dengan tumbuhnya rambut pada daerah tertentu, meningkatnya aktivitas kelenjar minyak dan keringat dalam kulit, suara yang lebih besar, otot yang lebih kuat, serta dada yang lebih bidang. Meningkatnya aktivitas kelenjar minyak dan keringat pada masa pubertas dapat memicu munculnya jerawat dan bau badan

 

Dok Youtube Rumah Belajar Kamil.

b. Saluran sperma.

Saluran sperma tersusun atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Sperma yang dihasilkan di dalam testis akan keluar melalui epididimis. 

Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis. Pada saluran ini sperma disimpan sementara waktu sampai berkembang sempurna dan dapat bergerak menuju saluran berikutnya, yaitu vas deferens.

Baca juga: Mempelajari Siklus Menstruasi dan Tiga Fasenya 

Vas deferens merupakan saluran yang menghubungkan epididimis dan uretra serta berfungsi sebagai saluran sperma menuju uretra. Uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi laki-laki yang terdapat di dalam penis. 

Masih ingatkah kamu bahwa air kencingmu keluar melalui penis? Uretra selain berfungsi sebagai saluran keluarnya sperma juga berfungsi sebagai saluran keluarnya urine. Proses keluarnya sperma ini dikenal dengan istilah ejakulasi.

c. Kelenjar reproduksi.

Kelenjar reproduksi berfungsi memproduksi getah atau cairan yang nanti bercampur dengan sel sperma menjadi cairan mani atau semen. Kelenjar reproduksi pada laki-laki terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.

  •  Vesikula seminalis.

Vesikula seminalis merupakan struktur yang berbentuk seperti kantong kusut kecil (±5 cm) yang terletak di belakang (posterior) dari kantong kemih. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat basa (alkali) yang mengandung fruktosa (gula monosakarida), hormon prostaglandin, dan protein pembekuan. Apa fungsi dari masing-masing zat tersebut? Coba cari tahu ya.

  • Kelenjar prostat.

Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan cairan keputih-putihan, sedikit asam (pH 6,5), dan mengandung beberapa zat.

Zat itu ialah asam sitrat yang digunakan untuk menghasilkan energi (ATP); beberapa enzim, yaitu pepsinogen, lisozim, dan amilase; serta seminal plasmin yang berfungsi sebagai antibiotik untuk membunuh bakteri dalam saluran reproduksi.

Pada laki-laki tertentu yang berumur sekitar 50 tahun, kelenjar prostat dapat mengalami pembesaran, dari ukuran sebesar buah kemiri menjadi seukuran buah jeruk lemon atau yang dikenal Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). BPH merupakan kelainan yang menyebabkan saluran uretra menjadi kecil dan sulit mengeluarkan urine. 

BPH berbeda dengan kanker prostat. Pada umumnya kanker prostat berkembang di bagian luar dari kelenjar prostat. Sedangkan pada BPH yang berkembang ialah bagian dalam kelenjar prostat.

  • Kelenjar Cowper (Bulbouretra).

Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan yang bersifat basa. Cairan ini berfungsi melindungi sperma dengan cara menetralkan urine yang memiliki pH asam yang tersisa dalam uretra serta melapisi uretra, sehingga mengurangi sperma yang rusak selama ejakulasi. 

Sperma yang dihasilkan testis akan bercampur dengan getah-getah yang dihasilkan oleh kelenjar–kelenjar reproduksi, sehingga terbentuk suatu suspensi (campuran antara zat cair dan zat padat) yang disebut semen (cairan mani). Semen inilah yang dikeluarkan melalui uretra.

Pada umumnya, volume semen yang dikeluarkan sebesar 2,5-5 mililiter (ml). Dalam tiap 1 mililiter semen terkandung 50-150 juta sel sperma. Dari jutaan sel sperma tersebut hanya satu sel sperma yang akan berhasil membuahi sel telur.

3. Spermatogenesis.

Selain organ reproduksi laki-laki itu, ada istilah terkait yaitu spermatogenesis. Tanda bahwa sistem reproduksi pada laki-laki telah matang ialah keluarnya cairan mani dari penis. Biasanya, cairan mani tersebut keluar pada saat anak laki-laki mengalami mimpi basah. Mimpi basah pada umumnya terjadi saat berumur antara 10-14 tahun.

Apakah sebenarnya cairan mani itu? Cairan mani merupakan campuran sel-sel sperma dengan getah-getah yang dikeluarkan oleh kelenjar reproduksi. Masih ingatkah kamu di mana terjadi proses pembentukan sperma? Proses pembentukan sperma terjadi di dalam testis. 

Proses pembentukan sperma disebut dengan spermatogenesis. Pembentukan sel sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Kata tubulus berarti saluran-saluran. 

Sedangkan kata seminiferus berasal dari kata semen yang berarti sperma. Jadi, tubulus seminiferus adalah saluran panjang yang berkelok-kelok tempat pembentukan sperma. 

Kumpulan tubulus inilah sebenarnya struktur yang membentuk testis. Proses pembentukan sperma pada tubulus seminiferus terjadi secara bertahap. 

Sel induk sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid (2n) mengalami pembelahan secara mitosis membentuk spermatosit primer. Selanjutnya, spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis tahap satu (meiosis I) membentuk dua spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). 

Spermatosit sekunder kemudian mengalami pembelahan meiosis tahap II (meiosis II) membentuk spermatid yang bersifat haploid (n). Akhirnya, spermatid mengalami diferensiasi atau perkembangan sehingga terbentuk empat sel sperma atau spermatozoa yang matang. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya