Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia pada tahun 2023 telahmengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menyatakan prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% menjadi 21,6% di 2022. Meski turun, angka stunting ini masih berada di ambang batas dari target pemerintah yaitu 14%.
Sebagai upaya penurunan angka stunting, Nestlé Indonesia melakukan kolaborasi lintas sektor untuk menyelenggarakan program 100 Hari Pendampingan Gizi. Pihak-pihak yang terlibat terdiri dari Pemerintah Daerah, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), hingga para akademisi.
Dimulai sejak Agustus 2023 hingga Maret 2024, program ini dilaksanakan di delapan provinsi di antaranya Ngada, NTT; Barito Selatan, Kalimantan Tengah; Lhokseumawe, Aceh; dan Rejang Lebong, Bengkulu; Pasuruan, Jawa Timur; Batang, Jawa Tengah; Karawang dan Sukabumi, Jawa Barat; dan Pandeglang, Banten.
Baca juga : Keamanan Pangan Bisa Mengantisipasi Stunting
Kolaborasi lintas sektor ini bertujuan untuk turut mendukung program penurunan angka stunting yang diusung oleh Pemerintah Indonesia.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Samer Chedid mengatakan, pihaknya berupaya untuk terus menginspirasi masyarakat Indonesia menjalani hidup yang lebih sehat maupun membangun, berbagi dan menerapkan pengetahuan gizi.
Penyelenggaraan program 100 Hari Pendampingan Gizi merupakan inisiatif yang kami hadirkan untuk bersama-sama dengan pemangku kepentingan lainnya ambil bagian dalam mengatasi isu stunting di Indonesia.
Baca juga : Masta, Masakan Sehat Atasi Stunting dari Garut
Program 100 Hari Pendampingan Gizi ialah intervensi gizi kepada anak stunting usia 12 hingga 60 bulan, melalui pemberian satu gelas susu terfortifikasi dan satu butir telur setiap hari selama 100 hari untuk menambah asupan protein dan zat gizi mikro guna mendukung meningkatkan kualitas asupan gizi sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan status gizi anak. Program ini telah menjangkau lebih dari 600 anak di delapan provinsi.
Selain pemberian sumber protein hewani, kegiatan lainnya ialah sesi edukasi bagi para kader dan orang tua mengenai pentingnya gizi, tumbuh kembang, pola asuh, dan pola hidup bersih sebagai dukungan untuk memberikan lingkungan yang baik untuk dukung tumbuh kembang anak.
Guru Besar Pangan dan Gizi IPB Prof. Ali Khomsan menjelaskan, mengacu pada studi-studi pemberian makanan tambahan pada target anak stunting, pemberian makanan tambahan selama jangka waktu tertentu dapat memberikan dampak positif terhadap status gizi anak.
Baca juga : Remaja Putri dan Ibu Hamil Jadi Sasaran Utama Pencegahan Cikal Bakal Stunting
"Selain itu, ada upaya peningkatan pengetahuan gizi bagi orang tua dan kader dapat mendukung upaya perbaikan status gizi. Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh dari program 100 hari pendampingan gizi,” ujarnya.
Corporate Nutritionist PT Nestlé Indonesia Eka Herdiana mengungkapkan pihaknya memonitor dan mengevaluasi setiap tahapan dari rangkaian kegiatan program 100 Hari Pendampingan Gizi. Hasil evaluasi di tiga wilayah utama intervensi yaitu di Kabupaten Batang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Karawang, diketahui terjadi penurunan secara signifikan angka stunting berat sebesar 28%.
"Kami mengapresiasi setiap kontribusi dari lintas sektor yang terlibat pada pelaksanaan program ini,” tuturnya.
Untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting, hingga tahun 2023, Nestlé Indonesia telah melakukan edukasi tentang gizi dan kesehatan terhadap lebih dari 12.000 kader dan 200.000 orang tua dan ibu hamil. (Z-8)
Pada dasarnya setiap daerah tidak memiliki masalah gizi yang sama. Mayoritas yang muncul adalah soal pola asuh.
Beberapa anak dari suku Yanomami menderita pneumonia, sementara anak yang lainnya terkena malaria. Beberapa anak bahkan mengalami gigitan ular. Mereka semua kekurangan makan.
Selain kesehatan, Minatul menekan pentingnya peran keberagamaan dalam mempersiapkan pernikahan dan kehamilan, dan pada akhirnya dalam melawan stunting.
orangtua seharusnya memiliki prioritas agar anak memperoleh nutrisi optimal untuk tumbuh kembangnya.Sejalan dengan Hari Pangan Sedunia 2022,
Kepala BKKBN Dr. (HC) Hasto Wardoyo, SpOG (K) mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
PENGURUS Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr Iqbal Mochtar menilai pengawasan anggaran dan distribusi dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) harus dilakukan secara ketat
Yang perlu kita jaga adalah kualitas tanahnya, kualitas lingkungannya, sehingga tumbuhan atau hewan tersebut bisa terjaga kualitasnya saat kita makan.
CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Diah S Saminarsih, mendorong pemerintah untuk membuat petunjuk teknis dalam program Makan Bergizi Gratis.
PROGRAM makan bergizi gratis (MBG) seharusnya didudukkan dalam porsi yang benar dan tepat. Masalah kesehatan anak Indonesia tidak hanya soal gizi tetapi juga penyakit tidak menular (PTM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved