Melati Putri Pertiwi Lestarikan Budaya Betawi

BUDAYA bangsa sudah sepatutnya dilestarikan dan dikembangkan, sehingga semakin banyak generasi muda yang mencintai budaya bangsa. Melestarikan dan mengembangkan budaya bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi seluruh lapisan masyarakat.

Karena itu lah, Melati Putri Pertiwi (MPP), komunitas yang terdiri atas perempuan-perempuan yang berlatar belakang pengusaha, politisi, hingga artis, hadir di tengah masyarakat untuk mendukung tetap lestarinya seni dan budaya Indonesia.

Sebagai bentuk kecintaan MPP terhadap seni dan budaya Indonesia, Rabu (14/9), bertepatan di Setu Babakan Zona A, Jagakarsa, Jakarta Selatan, MPP ikut berpartisipasi dalam kegiatan Rupa-Rupa Jakarta.

Rupa-Rupa Jakarta merupakan kegiatan dalam bentuk festival budaya Betawi di mana kegiatan ini jadi bentuk pelestarian dan mengembangkan budaya betawi di Jakarta. Kegiatan ini diadakan mulai 14-17 September 2016.

Ala Alatas, Ketua MPP, mengungkapkan, MPP sangat peduli dengan pelestarian dan pengembangan seni budaya Betawi. Menurutnya, kemajuan teknologi yang pesat di Jakarta menyebabkan budaya di Kota Jakarta perlahan mulai menyingkir.

Dan semua itu akan menyebabkan generasi muda yang tinggal di Jakarta tidak mempunyai pedoman atau referensi kebaikan dari budaya. Karena budaya bukan sekadar kesenian, tetapi budaya lahir dari akal budi sebagai referensi kebaikan dan dapat membentuk jati diri.

"Untuk mengatasi itu semua, maka budaya Betawi adalah solusi. Warga Jakarta harus bersama memperkuat budaya Betawi. Kebudayaan Betawi bukan hanya sekedar silat, tarian, dan makanan saja, tapi budaya Betawi juga mempunyai ciri khas seperti ukiran dan ornamen lainnya," ungkapnya.

Ala menambahkan, festival seni dan budaya Betawi di Setu Babakan Zona A bukan hanya sekadar festival, tetapi juga sebuah gerakan kepedulian untuk sejarah budaya Betawi. Ia berharap Rupa-Rupa Jakarta dapat menjadi Festival Budaya Betawi dan dapat menembus Festival Budaya Internasional.

Ketua Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski) DKI Jakarta, Jarwo Kwatt, mengatakan, festival seni budaya Betawi ini mengusung tema Rupa-Rupa Jakarta. Dalam festival ini diadakan selama 4 hari dan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan di antaranya lomba pantun, lenong, bazar, Betawi fashion week, Betawi food festival, dan sebagainya.

Festival ini juga sekaligus memperingati berdirinya Setu Babakan yang ke-16 yang jatuh pada 15 September. "Festival ini diharapkan bisa memotivasi generasi muda, khususnya di Jakarta untuk peduli akan seni dan budaya Betawi," jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Catur Laswanto menyambut baik dan mendukung penuh festival seni dan budaya yang diadakan di Setu Babakan. Ia memberikan akses seluas-luasnya kepada para seniman dan masyarakat yang ingin menggunakan Setu Babakan sebagai untuk melakukan kegiatan seni dan kebudayaan Betawi.

Ia menambahkan, fesital Rupa-Rupa Jakarta merupakan salah satu upaya pelestarian budaya Betawi ialah dengan mengembalikan fungsi pertunjukan seni budaya sebagai media menyampaikan pesan. "Dengan demikian, kesenian Betawi dapat bertahan, dan pelaku seni budaya Betawi juga harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman," ungkapnya.

Artis Ayu Azhari yang memeriahkan acara ini bersama MPP mengaku bangga dengan festival seni-budaya Betawi yang digelar. Ia berharap agar seni budaya Betawi juga dapat dipetaskan di kancah internasional. (RO/OL-5)