Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENYAMBUT Hari Ulang Tahun DKI Jakarta diselenggarakan "Jakarta International Marathon 2024", Minggu, (23/6).Namun, buruknya kualitas udara masih menjadi permasalahan yang membayangi.
DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat dan menempati peringkat ketiga dunia dengan angka 166. Menanggapi itu, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Guru Besar Fakultas Universitas Indonesia (FKUI) dan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan ada empat hal yang perlu ditekankan terkait masalah polusi udara.
Pertama, menurut Tjandra, harus ada upaya maksimal agar polusi udara Jakarta dapat dikendalikan. Sebab, warga Jakarta tidak bisa memilih udara yang dihirup setiap waktu.
Baca juga : Selain ISPA, Ini Dampak Paparan Polusi Udara pada Tubuh Anda
"Kalau ada polusi udara maka kita terpaksa atau dipaksa menghirup udara yang tercemar polutan dan akan merugikan kesehatan," ujarnya Minggu (23/6).
Kedua, imbuh dia, dalam polusi udara termasuk di Jakarta, ada partikel yaitu PM 10 dan PM 2.5. Dampak polusi udara dapat berupa dampak jangka pendek seperti iritasi saluran napas, sehingga dapat menjadi pemicu keluhan batuk, sesak napas, kambuhnya asma dan eksaserbasi Penyakit Paru Kronik (PPOK). Juga dapat terjadi infeksi, seperti ISPA dalam bentuk bronkitis dan masalah lainnya.
"Sementara itu, dampak jangka panjang mungkin saja terjadi kerusakan di saluran dan napas dan mungkin juga alveolus. Dapat terjadi penyakit paru kronik dan juga perburukannya," terang Tjandra.
Baca juga : Dokter Paru Beberkan Cara Jaga Kesehatan di Tengah Polusi Udara
Berdasarkan data laman resmi IQAir, Minggu (23/6), pukul 06.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 166, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 77 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi ini setara 15,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tadi malam 22 Juni 2024 baru kembali dari Sydney mengikuti Konperensi Ketahanan Kesehatan Global. Di Sydney di pagi hari, kadar PM 2.5 nya di hanya 12 saja, jelas jauh lebih sehat dari kita di Jakarta, dan langitnya pun amat biru cerah menyegarkan.
Ketiga, sambung Tjandra, warga kota sedapat mungkin diminta membatasi aktivitas di luar rumah apabila kadar polusi udara dalam kategori buruk. Cara lain, ujarnya, dengan tetap menjaga kesehatan, makan bergizi, istirahat cukup dan tentu jangan merokok.
Baca juga : Selasa (28/5) Pagi, Jakarta Jadi Kota dengan Polusi Udara Terburuk di Dunia
" Lalu, kalau memang ada penyakit kronik baik paru ataupun juga yang lain maka pastikan patuhi anjuran dokter, termasuk mengkonsumsi obat rutin yang diharuskan," ujar Tjandra.
Ke empat, menurutnya ada tiga hal yang perlu dilakukan pemerintah yakni pemerintah harus berupaya maksimal agar polusi udara dapat dikendalikan sehingga warga dapat menghirup udara bersih dalam kehidupannya sehari-hari, pemerintah juga dapat memberi informasi tentang kadar polusi udara secara rinci dan berkala kepada masyarakat secara lebih luas dan mudah dipahami dan terakhir, jika ada warga negara yang mengalami gangguan kesehatan, atau kelompok berisiko yang rentan terkena gangguan akibat polusi udara, pemerintah berkewajiban memberikan akses pelayanan kesehata. pada semua warga tanpa harus membebani ekonominya.
"Inilah yang disebut konsep "Universal Health Coverage - UHC," tukasnya.
Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-2 terburuk di dunia dengan angka 177 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
DORONG peningkatan penerapan ekonomi sirkular dalam keseharian demi menjaga kelestarian lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi proses pembangunan dan tumbuh kembang.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengajak masyarakat mendorong pemerintah untuk melahirkan upaya penanganan polusi secara serius.
Bila polusi udara tidak terselesaikan, masalahnya akan menyangkut pada kesehatan, pemborosan, hal-hal yang sifatnya negatif bagi kualitas hidup kita.
Kualitas udara Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Senin (22/7) pagi ini seperti dinyatakan dalam laman IQAir, Msyarakat disarankan mengenakan masker saat keluar rumah.
Biru Voices 2024 mengedepankan peran aktif orangtua dalam menyampaikan dampak polusi udara terhadap kesehatan anak dan keluarga
Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta saat ini setara 12,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (16/7) pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dan Jakarta menduduki peringkat keenam sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di Jakarta pada Senin (15/7) pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki posisi kelima sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di DKI Jakarta kembali menjadi salah satu yang terburuk di dunia atau masuk kategori tidak sehat setelah beberapa hari sebelumnya membaik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved