Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Memaknai Kurban sebagai Sikap Perbaiki Diri

Indrastuti
17/6/2024 19:53
Memaknai Kurban sebagai Sikap Perbaiki Diri
Penyaluran daging kurban yang sudah dimasak.(Dok. Ist)

MAKNA atas ritual penyembelihan hewan kurban yang dilakukan pada Hari Raya Idul Adha mesti diberi ruang seluas-luasnya.

Calon Walikota Bogor Sendi Fardiansyah mengajak seluruh warga untuk memaknai bahwa kurban itu sejatinya menyembelih sikap buruk kita yang tak peduli kepada sesama.

Hal itu dikatakan Sendi di hadapan warga Kampung Cikondang, Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Senin (17/6), saat melakukan pemotongan hewan kurban berupa satu ekor sapi. 

Baca juga : Kementan Jamin Ketersediaan Hewan Kurban Aman jelang Idul Adha

Menurut Sendi yang juga Sekretaris Pribadi Ibu Negara Iriana Jokowi itu, kurban tak boleh dibiarkan berhenti hanya pada makna penyembelihan hewan baik sapi maupun kambing. Lebih dari itu, kurban harus bermakna luas, yaitu menyembelih seluruh sikap buruk kita seperti rakus, zalim, serta tak peduli sesama dan sejenisnya. 

“Mari kita maknai Idul Adha itu selain dengan salat Id, tapi juga dengan bermakna luas, yaitu menyembelih seluruh sikap buruk kita. Pokoknya, apa saja sikap-sikap buruk itu, mari kita sembelih. Karena itulah sejatinya kurban,” tegasnya. 

Selain itu, Sendi juga mempelopori tradisi baru dalam berkurban. Yaitu, dengan cara membagikan daging kurban yang sudah matang dimasak. Tidak lagi dalam bentuk daging mentah seperti dilakukan selama ini.

Baca juga : PMK Marak, Wali Kota Surabaya Terbitkan SE Pedoman Pelaksanaan Kurban

Tujuannya, kata Sendi, pembagian daging kurban dalam bentuk yang sudah matang itu dilakukan agar warga yang menerimanya, tidak lagi harus direpotkan dengan membeli bumbu dan memasaknya lagi.

“Ini kira-kira cara paling praktis, khususnya buat warga yang tidak mampu, agar tidak repot lagi membeli gas untuk memasaknya, termasuk membeli bumbu dapur yang diperlukan. Mereka kita kasih sudah dalam bentuk siap makan, bukan siap masak,” ungkapnya.

Dengan pola pembagian seperti itu, sejumlah warga mengaku sangat senang. “Memang baiknya, untuk orang seperti saya, yang di satu sisi ingin makan daging, tapi di sisi lain tak mampu membeli bumbunya. Cara ini memang lebih praktis dan disukai,” kata Sumiati, 51, salah satu warga yang menerima langsung daging kurban dari Sendi.

Daging yang sudah matang dimasak oleh Tim Relawan Sendi (Trendi) itu memang dibagikan langsung secara simbolik oleh Sendi kepada sejumlah rumah warga di sekitar lokasi pemotongan hewan kurban.

Usai membagikan daging matang tersebut, Sendi didaulat warga untuk makan bersama. “Alhamdulillah, saya senang sekali karena warga yang terima daging kurban juga senang. Apalagi, warga di sekitar mengajak saya makan bersama. Ini momen yang tak mungkin saya lupakan,” tandasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya