Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DIREKTUR Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine menjelaskan pihaknya akan memperkuat pencegahan dan penanggulangan transmisi polio pada anak dengan penyelenggaraan Sub-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara penuh dan pemberian imunisasi tambahan.
“Pemberian 4 dosis vaksin polio tetes (bOPV) dan 2 dosis polio suntik (IPV) bagi bayi serta imunisasi kejar bagi balita. Di samping itu, tentu imunisasi rutin polio juga perlu diperkuat sehingga perlindungan anak-anak terhadap virus polio akan tetap optimal,” jelas Prima kepada Media Indonesia, Selasa (28/7).
Prima menjelaskan pemberian Sub PIN Polio nOPV2 yang telah dilakukan di 6 Provinsi pada awal 2024 telah mencapai target yang diharapkan di atas 95% dan mampu mencegah kasus dan penularan polio.
Baca juga : Sub PIN Polio dan Imunisasi Dasar Lengkap Anak Terus Digencarkan untuk Cegah Penularan
“Tentu ini membuat tingkat risiko transmisi polio daerah di lokasi pelaksanaan Sub PIN ini menjadi lebih rendah. Hal ini harus tetap dipertahankan dengan penguatan imunisasi polio rutin dan surveilans AFP untuk memastikan tidak ada lagi kasus polio di daerah yang telah dilaksanakan subPIN tersebut,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prima mengungkapkan pemetaan risiko transmisi polio saat ini didasarkan pada capaian imunisasi dan kinerja surveilans Polio (dikenal dengan surveilans Acute Flaccid Paralysis/AFP) pada 2021 sampai 2023.
“Disimpulkan terdapat 32 provinsi dan 399 kab/kota di Indonesia yang dikategorikan sebagai daerah berisiko tinggi transmisi polio,” ungkapnya.
Baca juga : KLB Polio, Kemenkes Lakukan Imunisasi Massal Pekan Depan
Prima mengatakan, pelaksanaan imunisasi Sub PIN Pooio ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menjangkau sasaran yang belum diimunisasi. Imunisasi tersebut dikatakan akan menyasar seluruh anak usia 0-7 tahun, termasuk pendatang, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
“Dengan banyaknya wilayah yang berisiko tinggi polio, untuk menanggulangi dan mencegah meluasnya transmisi virus Polio akan dilaksanakan Sub PIN Polio dengan menggunakan vaksin nOPV2 bagi anak usia 0-7 tahun di 33 provinsi yang belum melaksanakan imunisasi,” ungkapnya.
Prima memaparkan pelaksanaan Sub PIN Polio dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap 1 PIN dilaksanakan mulai 27 Mei 2024 di 6 provinsi yang ada di pulau Papua (Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan).
Baca juga : Kemenkes Catat Ada Transmisi Polio di 21 Provinsi
“Khusus Sub PIN Polio tahap 1 ini, selain menggunakan vaksin nOPV2, anak-anak juga akan diberikan vaksin jenis bOPV,” jelasnya.
Sementara untuk PIN tahap 2, akan dilaksanakan di 27 provinsi yaitu Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, DIY (kecuali Kabupaten Sleman), Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Menurut Prima, sejumlah tantangan masih dihadapi dalam pelaksanaan Sub-PIN Polio. Pada daerah yang belum mencapai target, tantangan yang dihadapi, antara lain, ialah pelaksanaan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat yang belum optimal terkait dengan pentingnya Sub-PIN Polio.
“Cakupan imunisasi polio di Indonesia tidak merata tinggi di beberapa wilayah sehingga menjadikan daerah tersebut sebagai kantong-kantong rawan penularan kasus polio. Hal ini diperparah dengan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan perlaku hidup bersih dan sehat serta masih adanya daerah yang memiliki kinerja surveilans lumpuh layuh akut yang belum mencapai target,” pungkasnya. (Z-1)
Rabies berbeda dari banyak infeksi lain, sebab menurut WHO perkembangan penyakit klinis rabies dapat dicegah melalui imunisasi tepat waktu bahkan setelah terpapar agen penular.
SAAT ini tak sedikit masyarakat yang masih merasa ragu untuk membawa anaknya mendapatkan vaksin polio. Salah satunya karena masih maraknya mitos-mitos seputar vaksin polio untuk anak.
Anak berkebutuhan khusus harus terpenuhi kebutuhan dasarnya, termasuk imunisasi.
Saat ini, pelaksanaan imunisasi dosis pertama sedang berlangsung di seluruh wilayah Kalsel sejak 23 hingga 26 Juli 2024.
Mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang masih melanda beberapa wilayah di Indonesia, Kementerian Kesehatan menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.
Imunisasi polio aman untuk diberikan kepada anak berkebutuhan khusus, termasuk yang mengalami gangguan perilaku seperti autisme.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyelenggarakan program residensi dokter spesialis ini bekerja sama dengan Accreditation Council of Graduate Medical Education (ACGME).
Kementerian Kesehatan mengatakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 adalah momentum untuk memperkuat perlindungan terhadap anak-anak Indonesia, terutama dari stunting dan polio.
Ikatan Dokter Indonesia mengeluhkan target Satuan Kredit Profesi (SKP) yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
Ada sebanyak 25 portable X-Ray yang akan ditempatkan di 15 kabupaten/kota di 9 provinsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved