Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
AHMAD Saifudin Rois (72), seorang pedagang slondok asal Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, memiliki cerita inspiratif tentang perjalanan hidupnya menjadi jemaah haji tahun ini. Bergabung dalam Kkoter 46 Embarkasi Solo (SOC 46), kisah hidupnya menggambarkan perjuangan, ketabahan, dan keberkahan.
Slondok merupakan cemilan atau keripik gurih yang terbuat dari Singkong. Ahmad Rois menjalani profesi sebagai pembuat slondok sejak tahun 90an. Ia mendaftar haji pada 2011 berkat dorongan dari pelanggannya.
Ditemui di Embarkasi Donohudan, Jumat (24/5), Ahmad Rois bercerita bahwa ia awalnya hanya memiliki uang Rp10 juta. Melihat kesungguhan Ahmad Rois, salah satu pelanggannya bersedia meminjamkan Rp15 juta untuk melengkapi biaya pendaftaran haji. Pinjaman itu ia lunasi selama beberapa bulan dari hasil penjualan slondok.
Baca juga : 90 Ribu Jemaah Haji Indonesia Telah Tiba di Madinah sejak 20 Mei
Perjalanan hidup Ahmad tak selalu mulus. Pada 2012, ia mengalami kecelakaan lalu lintas yang parah. Mobil menabraknya dari belakang, mengakibatkan tangannya patah dan wajahnya cacat. Ahmad harus menjalani operasi untuk memulihkan kondisi fisiknya. Meski demikian, semangatnya tak surut. Ia tetap berjualan slondok untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sisanya ia tabung untuk berangkat haji.
Dengan tangan yang pernah patah dan wajah yang telah dioperasi, Ahmad Rois tetap memproduksi slondok dengan kapasitas 1 kwintal per hari. Slondoknya ia jual dengan harga Rp24.000 per kilogram dan dijual ke warung-warung dan pasar.
Ahmad Rois adalah modin di desanya. Tak heran, menjelang keberangkatannya ke Tanah Suci, para tetangga dan kerabatnya mengadakan silaturahmi untuk memberikan dukungan. Dari pertemuan itu, terkumpul uang saku sebesar Rp6 juta sebagai bekal (uang saku) Ahmad Rois selama menjalankan ibadah haji.
Ahmad Rois mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantunya. "Ini adalah anugerah dan keberkahan dari Allah SWT. Saya sangat berterima kasih kepada pelanggan yang telah membantu saya mendaftar haji dan kepada tetangga yang memberikan dukungan moral dan finansial," ujarnya.
Tekadnya untuk terus bekerja keras demi mencapai cita-citanya menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya. Kisah Ahmad Rois adalah bukti nyata bahwa dengan tekad kuat dan doa, semua rintangan bisa diatasi. Semoga perjalanannya menunaikan ibadah haji berjalan lancar dan kembali ke tanah air dengan membawa haji yang mabrur. (Z-10)
Di Kampoeng Heritage Kajoetangan, warga bergotong royong mempercantik rumah agar sesuai konsep.
Untuk Idul Adha saja, Rajendra Farm biasa mendapat pesanan 4.500 kambing. Sebagian besar dari Singapura.
Tinalah (Dewi Tinalah) merupakan salah satu desa wisata di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang masih dalam kawasan koordinatif Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB).
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Wates Kabupaten Kulonprogo.
Lebih dari 300 petani dari berbagai kelompok tani dan koperasi komoditas kedelai di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, menyambut baik pembelian kedelai oleh PT FKS Multi Agro Tbk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved