Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Tim dari Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sukawati Susetyo, menemukan pecahan batu candi yang sudah tersebar di Kediri, Jawa Timur. Batu tersebut merupakan pecahan candi Adan-Adan. Candi Adan-Adan diperkirakan dibuat pada abad ke-11-12, di era Kerajaan Kediri.
Awalnya, perempuan yang akrab dipanggil Wati ini mendapatkan informasi bahwa di halaman sebuah masjid di desa Wonorejo, Kecamatan Pagu, Kediri, Jawa Timur terdapat batu candi.
“Masjid ini pada tahun 1950-an merupakan pesantren, di mana di halamannya banyak sekali batu-batu candi yang berasal dari candi Adan-Adan. Batu candi tersebut digunakan sebagai landasan untuk menuju tempat wudhu,” tutur Wati dalam gelar wicara Kongko Arkeo volume 3 melalui Zoom pada Kamis (28/3).
Baca juga : Akibat Mengantuk, Bus di Kediri Tabrakan dengan Minibus, 12 Penumpang Luka-luka
Salah satu batu yang diinformasikan pada Wati adalah arca manusia berambut keriting dalam posisi duduk bersila, dengan kedua tangannya berada di pangkuan. Wati pun mengira Arca tersebut adalah arca Budha dari abad ke 10 atau 11. Perkiraan ini dibuat berdasarkan gaya seni.
“Kami lakukan berdasarkan pertanggalan relatif, yaitu dari gaya seni arca,” ujarnya.
Selain di masjid, batu-batu lain juga ditemukan berserakan di desa Adan-Adan. Ada yang berada di kebun penduduk, digunakan sebagai nisan kuburan, dan digunakan warga sekitar untuk membangun rumah dan masjid.
Baca juga : 10 Tarian Jawa Timur yang Kerap Ditampilkan di Pentas Kesenian
Kondisi awal situs Adan-Adan diperkirakan Wati berupa sepasang batu setinggi 30 centimeter, dengan jarak antar batu 3,5 meter, “berada di kebun durian milik penduduk.” Wati mengatakan BRIN menemukan informasi ini saat melakukan ekskavasi.
“Ekskavasi pertama kami lakukan di tahun 2016, diketahui bahwa sepasang batu tersebut adalah sepasang makara yang sangat besar dan tinggi, yaitu setinggi 2,3 meter,” pungkasnya.
Baca juga : Santri Kediri Tewas, Kemenag: Ponpes PPTQ Al Hanifiyyah Belum Berizin
Foto: Potongan arca Candi Adan-Adan yang ditemukan di Kediri oleh BRIN (Dok. Kemdikbud.go.id)
Kemudian, dalam ekskavasi 2017, BRIN menemukan arca dwarapala di kedalaman 3 meter menjulang setinggi 2 meter, hingga kedalaman 80 centimeter. Arca Dwarapala berbentuk raksasa yang tidak menyeramkan. Wati menyatakan justru keramahan tergambar di wajahnya. Raksasa tersebut memegang gada dan tali jerat atau pasha.
Arca Makara dan Dwarapala umumnya ada di depan pintu masuk sebuah candi. Arca Dwarapala berbentuk raksasa ini, jelas Wati, menghadap ke arah barat laut. Berdasarkan temuan tersebut, arah candi dapat dipastikan.
Baca juga : 55 Adegan Rekonstruksi Penganiayaan Santri Kediri Digelar secara Tertutup
“Dwarapala nampak berdiri di atas tatanan batu, dengan arah hadap barat laut, sejajar dengan sepasang Makara. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa arah hadap candi adalah barat laut,” ucap Wati.
Bentuk arca yang memesona ini menarik minat masyarakat untuk melihatnya. “Masyarakat berduyun-duyun berkunjung ke situs tersebut,” tutur Wati. Namun, arca tersebut sudah ditimbun kembali ketika ekskavasi awal di tahun 2017. Masyarakat pun kecewa karena mereka tidak dapat melihat keindahan arca Dwarapala ini.
Pada Oktober 2022, BRIN pun mengobati rasa kecewa masyarakat. Atas dukungan dana dari Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Wati menceritakan, pihaknya menampakan kembali arca-arca tersebut. Namun sangat disayangkan ketika musim hujan arca Dwarapala terendam dan mengalami kerusakan.
Baca juga : Viral, Ibu Korban Santri Meninggal di Kediri Minta Bantuan Pengacara Kondang Hotman Paris
“Ketika musim hujan arca-arca ini terendam air menjadi seperti kolam. Tentu saja hal ini sangat disayangkan karena lambat laun dapat menimbulkan kerusakan pada artefak yang sangat penting ini,” tukasnya.
Hingga kini, warga yang mau menikmati bentuk arca Dwarapala dari candi Adan-Adan bisa berkunjung ke museum Airlangga, Kediri, Jawa Timur. Arca Dwarapala diletakan di halaman museum.
(Z-9)
Untuk tahun ini, revitalisasi dilanjutkan dengan penataan kawasan dan konstruksi fisik pembangunan museum Muarajambi.
Sebagian besar ruas jalan di Jawa Tengah, juga dipenuhi kendaraan terutama kendaraan pribadi dan wisata seperti jalur Pantai Utara (Pantura).
KEPOLISIAN Resor Klaten menerjunkan 403 personel dalam Operasi Ketupat Candi 2024. Operasi ini digelar untuk pengamanan arus mudik dan arus balik Lebaran 2024.
Salah satu kegiatan adal edukasi kesehatan mental kepada remaja, Karang Taruna di dusun Kedulan, kemudian dilanjut Saka Yoga Festival dan malam hari dilaksanakan piodalan di Candi Kedulan.
Polandia melakukan pembangunan Candi Bentar di kawasan Taman Mini Indonesia di kota Gdansk. Pembangunan ini diharapkan meningkatkan kerja sama kedua negara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved