Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Studi: Tingkat Kesuburan Global Terus Merosot

Thalatie K Yani
21/3/2024 10:35
Studi: Tingkat Kesuburan Global Terus Merosot
Ilustrasi - Sebuah studi besar memperingatkan hampir setiap negara akan menghadapi penurunan populasi pada akhir abad ini(AFP)

POPULASI hampir setiap negara akan menyusut pada akhir abad ini, demikian peringatan yang disampaikan sebuah studi besar. Studi itu mengingatkan ledakan kelahiran di negara berkembang dan penurunan di negara kaya akan mendorong perubahan sosial besar.

Tingkat kesuburan di setengah dari semua negara sudah terlalu rendah untuk mempertahankan ukuran populasi mereka, demikian laporan dari tim internasional yang terdiri dari ratusan peneliti yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet.

Dengan menggunakan sejumlah besar data global tentang kelahiran, kematian, dan faktor yang memengaruhi kesuburan, para peneliti mencoba untuk memprediksi masa depan populasi dunia.

Baca juga : Perekonomian Global Bersiap untuk Rekor Terburuk di Akhir 2024 

Pada 2050, populasi tiga perempat dari semua negara akan menyusut, menurut studi yang dilakukan oleh Institute For Health Metrics and Evaluation (IHME) yang berbasis di Amerika Serikat.

Pada akhir abad ini, hal tersebut akan menjadi kenyataan bagi 97% atau 198 dari 204 negara dan wilayah, demikian proyeksi para peneliti.

Hanya Samoa, Somalia, Tonga, Niger, Chad, dan Tajikistan yang diperkirakan akan memiliki tingkat kesuburan melebihi tingkat penggantian 2,1 kelahiran per perempuan pada 2100, demikian estimasi studi tersebut.

Baca juga : Jokowi: Komitmen Pendanaan Iklim Negara Maju Cuma Sebatas Retorika

Selama abad ini, tingkat kesuburan akan terus meningkat di negara-negara berkembang, terutama di wilayah sub-Sahara Afrika, bahkan ketika mereka merosot di negara-negara kaya yang menua.

"Kita akan secara bersamaan menghadapi 'ledakan kelahiran' di beberapa negara dan 'penurunan kelahiran' di negara lainnya," kata penulis utama studi senior Stein Emil Vollset dari IHME dalam sebuah pernyataan.

"Kita akan menghadapi perubahan sosial yang mengagumkan sepanjang abad ke-21," tambahnya.

Baca juga : Ciri-ciri Negara Maju dan Berkembang Serta Karakteristiknya

Peneliti IHME Natalia Bhattacharjee mengatakan "implikasinya sangat besar".

"Tren masa depan ini dalam tingkat kesuburan dan kelahiran akan sepenuhnya mengubah ekonomi global dan keseimbangan kekuatan internasional, dan akan memaksa kita untuk mengorganisir ulang masyarakat," ujarnya.

"Ketika hampir setiap populasi negara menyusut, ketergantungan pada imigrasi terbuka akan menjadi penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi."

Baca juga : Bahlil Sebut Negara Maju Banyak Mendikte Negara Berkembang

Namun, para ahli Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan untuk berhati-hati terhadap proyeksi ini.

Mereka menyoroti beberapa keterbatasan dari model-model tersebut, terutama kurangnya data dari banyak negara berkembang.

Komunikasi tentang angka-angka tersebut "seharusnya tidak disensasikan, tetapi diselidiki, seimbang antara kegelapan dan optimisme," tulis para ahli WHO dalam The Lancet.

Baca juga : Negara Maju Alokasikan US$600 M untuk Infrastruktur Negara Berkembang  

Mereka juga menunjukkan ada manfaat dari memiliki populasi yang lebih kecil, seperti untuk lingkungan dan keamanan pangan. Namun, ada kekurangan dalam pasokan tenaga kerja, keamanan sosial, dan "geopolitik nasionalis".

Teresa Castro Martin, seorang peneliti di Spanish National Research Council yang tidak terlibat dalam studi tersebut, juga menekankan bahwa ini hanyalah proyeksi.

Dia menunjukkan studi Lancet memprediksi tingkat kesuburan global akan turun di bawah tingkat penggantian sekitar tahun 2030, "sedangkan PBB memprediksi hal ini akan terjadi sekitar tahun 2050".

Studi ini merupakan pembaruan dari studi Global Burden of Disease (Beban Penyakit Global) IHME. Organisasi ini, yang didirikan di Universitas Washington oleh Bill dan Melinda Gates Foundation, telah menjadi referensi global untuk statistik kesehatan. (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya