Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PUSAT Kajian Hang Lekir menyelenggarakan acara bedah buku 79 Kisah di Balik Liputan Istana, Kamis (7/3). Angka 79 dipilih berdasarkan usia Republik Indonesia tahun ini.
Bertujuan untuk memperkenalkan 79 Kisah di Balik Liputan Istana kepada publik, bedah buku ini menghadirkan mantan wartawan Harian Kompas Maria Hartiningsih sebagai narasumber, juga wartawan Jakarta Post dan Tempo Debra Yatim sebagai Moderator.
Menguliti seluk-beluk istana bukan hanya dari perspektif politik. Begitulah cara paling jitu mendeskripsikan isi buku ini.
Baca juga : Bamsoet Apresiasi Buku News Maker, Satu Dasawarsa The Politician Senayan
Mantan wartawan Harian Kompas yang telah bertugas dari era Presiden Soeharto hingga Joko Widodo, J Osdar, yang ceritanya juga tertuang di dalam buku ini, menyatakan seharusnya istana terbuka lebar untuk masyarakat yang ingin bersuara.
“Istana harusnya seperti kantor kelurahan, mudah diakses rakyat yang ingin menyampaikan aspirasi dan persoalannya," ujar Osdar.
Pun demikian, tetap ada cerita-cerita yang tidak bisa diberitakan. Osdar mencontohkan ceritanya ketika memberitakan rencana perjalanan Presiden Soeharto. Dia kena marah karena seharusnya rencana tersebut tidak boleh disebarkan kepada publik. Namun, Osdar mengaku tidak gusar karena Istana Negara tidak pernah jadi mimpinya.
Baca juga : Gelar Diskusi Beasiswa Bersama Mahasiswa, Raja Juli: Kuliah Tiket Hidup
“Sebenarnya saya itu mau jadi wartawan olahraga, karena hobi basket, tapi malah jadi wartawan istana,” ungkap Osdar.
Yang membuat buku yang diterbitkan Penerbit Kompas ini unik adalah perbedaan gaya setiap Presiden.
Karena keputusan Presiden mempengaruhi nasib para wartawan Istana. Osdar mengatakan jika Istana di era Presiden Abdurrahman Wahid jauh dari kekangan protokoler, hal yang sama tidak bisa dikatakan di masa Orde Baru.
Baca juga : Diluncurkan, Kisah Lika-liku Hidup Jenderal Idealis HR Dharsono
“Di masa Soeharto ada litsus untuk melihat keturunan para wartawan Istana, bahkan untuk jadi wartawan Istana harus melewati tahap wawancara tiga hari,” ucapnya.
Editor dan penyusun rangkaian cerita buku 79 Kisah di Balik Istana, Elvy Yusanti, mengatakan salah satu tantangan terbesar dalam menyusun buku ini adalah ingatan.
Penggalian ingatan beberapa wartawan harus dilalui dalam waktu yang lama. Bahkan Elvy bercerita, beberapa cerita baru diterimanya menjelang deadline. Dia pun mengatakan jarang ada wartawan yang menulis buku harian untuk menceritakan keseharian dalam peliputan.
Baca juga : Inilah Buku Sejarah yang Mengupas Konflik Internal di Partai Politik
“Mungkin hal ini yang seharusnya dimiliki oleh wartawan,” ucap Elvy menjelaskan cara mempertahankan ingatan wartawan.
Di sisi lain, buku ini dikritik habis oleh Maria Hartiningsih. Istana, bagi Maria, adalah tempat yang penuh kemunafikan. Sebab, orang-orang di dalamnya tidak menunjukkan keadaan sebenarnya.
“Ketawa-tawa, senyum-senyum, padahal sebenarnya tidak seperti itu,” kecam Maria.
Baca juga : Di Gelaran IIBF 2021, Buku 'Legasi Pak Harto' Dibahas dan Dikupas
Kekurangan buku ini, menurutnya, semua cerita menunjukkan Istana secara baik dan tidak menyisakan tempat untuk kritisisme.
“Tidak ada cerita yang kritis kepada kepala negara, semuanya baik-baik saja,” kritiknya
Pun demikian, dia juga menjelaskan bahwa cerita-cerita ramah ini bagus untuk penjualan. Konten dalam buku ini, jelas Maria, ringan dan enak dibaca.
“Buku ini ringan dan tidak perlu dibaca dengan dahi berkerut,” pungkasnya. (Z-1)
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 menunjukkan bahwa angka anak tidak sekolah meningkat seiring bertambahnya usia.
Kegiatan bedah buku berjudul Pengaruh Asing dalam Kebijakan Nasional Studi Kasus Pengembangan Industri Pesawat Terbang diselenggarakan program studi Doktor Ilmu Politik Fisip Unas.
GALERIKERTAS Studiohanafi mengadakan sesi bedah buku novel berjudul Bek karya Mahfud Ikhwan.
Bamsoet menjadi saksi perjalanan kehidupan Prof. Paiman, yang mengawali karier sebagai tukang sapu, kemudian melanjutkan pendidikan hingga lulus S3 (program doktoral) di UNPAD,
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melaksanakan berbagai kegiatan sastra di berbagai daerah menyambut peringatan 100 tahun AA Navis.
Selain kenangan masa lalu, sensasi rasa ketika melahap comfort food meningkat dengan memori kebersamaan, kehangatan, dan kenikmatan.
Tiga tersangka bersama lebih 15 saksi serta peran pengganti dihadirkan dalam reka ulang adegan rekonstruksi peristiwa pembakaran yang menewaskan Rico Sempurna Pasaribu dan keluarganya.
Polda Sumut telah menetapkan tiga tersangka pembakaran rumah yang menewaskan wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu. Mereka adalah RAS, YT, dan B.
BS merupakan orang yang menyuruh, dan memberikan sejumlah uang kepada dua tersangka lainnya, RAS dan YT, untuk membakar rumah hingga mengakibatkan Sempurna Pasaribu dan keluarganya meninggal
Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, meminta Puspomad menindaklanjuti laporan anak wartawan Tribrata TV Eva Meliani Pasaribu mengenai dugaan keterlibatan oknum TNI dalam kebakaran.
Polisi menangkap dua orang diduga pelaku pengeroyokan terhadap wartawan usai sidang vonis Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved