Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI), Vera Itabiliana Hadiwidjojo, melihat tawuran sebagai bagian dari kenakalan remaja semakin menjadi fenomena rutin dengan alasan yang relatif sama sejak dulu hingga sekarang.
"Ini semakin menjadi fenomena rutin dengan keparahan yang semakin mengerikan," ujar Vera melalui keterangan tertulis, Minggu (18/2).
Menurut Vera, ada dua faktor yang menjadi alasan para remaja melakukan tawuran, yakni internal dan eksternal. Faktor internal, jelasnya, adalah fungsi otak yang belum optimal dari remaja membuat mereka kurang dapat memikirkan konsekuensi jangka panjang. Mereka juga masih didominasi emosi dalam berperilaku atau mengambil keputusan.
Baca juga : Dua Warga Menteng Dibacok Remaja di Belakang SMP 8 Menteng
"Remaja ingin merasa menjadi bagian dari satu kelompok dan jika merasa diterima oleh kelompok tersebut maka remaja akan cenderung mengikuti nilai dari kelompok tersebut termasuk jika nilainya mengandung kekerasan," terangnya.
Sementara dari faktor eksternal, Vera mengatakan itu dipengaruhi tradisi tawuran di sekolah dan lingkungan. Sekolah yang dekat dengan lingkungan yang berisiko kekerasan, seperti pasar, terminal, tongkrongan geng, menjadi alasan para remaja melakukan tawuran.
Alasan eksternal lainnya termasuk tidak ada pengamanan atau pencegahan di lingkungan dan tidak ada wadah yang dapat menyalurkan energi mereka.
Baca juga : Kekerasan Anak Muncul dari Pola Asuh yang Rusak
Berbicara fenomena tawuran remaja masa kini, Vera menyoroti adanya peran media sosial yang dapat mengakomodir kebutuhan mereka, salah satunya menjadi perhatian banyak orang.
"Media sosial menjadi alat yang dapat mengakomodir kebutuhan remaja yang cenderung suka sensasi, ingin dianggap berani, rebel serta keren dan menjadi perhatian orang banyak," ungkapnya.
Awal tahun ini, tawuran remaja di Jakarta melibatkan massa yang terbagi dari dua kelompok di kolong jembatan layang (fylover) Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur. Mereka menggunakan senjata tajam seperti celurit dan parang saling menyerang sehingga menyebabkan seseorang terluka parah di bagian pergelangan tangannya.
Baca juga : Cegah Tawuran Saat Ramadan, Gerai Indomaret Diminta Batasi Jam Operasional
Polisi mengatakan media sosial (medsos) menjadi alat komunikasi untuk melakukan janji untuk bertemu. Polisi telah beberapa kali menggagalkan rencana tawuran, salah satunya pada Minggu (11/2). Saat itu, polisi menangkap delapan remaja bersenjata tajam yang hendak tawuran di Jalan Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat. (Ant/Z-11)
Untuk mengontrol konsumsi rokok pada remaja, cukai rokok menjadi salah satu upaya yang paling signifikan.
Masalah kesehatan mental kini sudah mendunia. Diperkirakan satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki akan mengalami depresi berat dalam hidupnya.
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Kerangka kerja IMOT, yang dikembangkan pada 1994 oleh Pusat Rehabilitasi Euromed Polandia, telah menunjukkan keampuhan yang luar biasa dalam berbagai bentuk terapi fisik dan okupasi.
Meskipun orangtua mungkin merasa telah memberikan dukungan yang memadai, sering kali terdapat kesenjangan antara persepsi mereka dan kenyataan yang dirasakan oleh anak-anak mereka.
Polisi membubarkan tawuran remaja di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (16/7). Tujuh remaja diamankan berikut dengan barang bukti seperti molotov, senjata tajam dan lain-lain.
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, psikolog HatiPlong, Dicky Sugianto, menekankan bahwa seseorang tidak perlu menunggu hingga masalah besar muncul
Insiden tragis terjadi di Serang, Banten pada 13 Juni kemarin. Seorang balita berusia tiga tahun ditemukan tewas di tangan ayah kandungnya sendiri.
Banyak mendengarkan lagu galau ternyata tidak hanya mempengaruhi suasana hati, tetapi juga dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan mental
Pada orang dengan hoarding disorder, penimbunan sering kali dilakukan secara acak dan sembarangan. Mereka merasa aman saat bisa menumpuk sampah karena merasa sayang saat membuangnya.
USAI libur panjang, kembali ke bangku sekolah menjadi tantangan tersendiri bagi anak. Buruknya, anak bisa saja stres. Apa yang harus dilakukan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved