Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEKRETARIS Unit Kerja Koordinasi Gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Himawan Aulia Rahman memberikan beberapa rekomendasi kepada orangtua agar dapat menangani anak mereka yang diare secara mandiri di rumah.
Untuk mencegah tingkat fatalitas dari penyakit pencernaan itu, ia menyarankan dilakukannya pertolongan pertama pada diare.
"Pertama ialah dengan melakukan penggantian cairan. Saat ini yang aksesnya paling banyak dan mudah didapatkan di seluruh Indonesia ialah pemberian oralit," kata Himawan, dikutip Selasa (30/1).
Baca juga: Hati-hati, Beberapa Penyakit Ini Mengintai Anda di Tempat Renang Umum
Himawan mengatakan penggantian cairan bisa dilakukan pada anak yang diare asalkan anak masih dalam kondisi aktif dan tidak mengalami dehidrasi.
Pemberian cairan pengganti penting dilakukan karena pada dasarnya diare membuat anak kehilangan cairan tubuh lewat feses, dengan komposisi tubuh anak yang didominasi oleh cairan maka ketika diare pemberian cairan pengganti perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas tubuh.
"Orangtua bisa memberikan dengan patokan 10 mililiter (oralit) per kilogram setiap terjadi diare cair. Jadi, misalnya anak memiliki berat badan 10 kilogram artinya pemberiannya sebanyak 100 mililiter setiap terjadi diare cair," katanya.
Baca juga: Waspadai Tujuh Penyakit yang Sering Muncul pada Musim Pancaroba
Selain oralit, dokter lulusan Universitas Indonesia itu juga merekomendasikan orangtua untuk memberikan suplementasi Zinc atau Seng, yang merupakan zat besi.
Menurutnya, Seng memberikan manfaat dalam memperbaiki sel-sel usus yang bermasalah saat diare sehingga dengan pemberiannya diharapkan durasi diare pada anak bisa semakin berkurang.
Orangtua juga direkomendasikan memberikan menu makanan anak yang sama seperti saat anak sehat dengan tujuan menjaga asupan nutrisinya.
Pemberian makanan dengan menu normal tersebut bisa diberikan asal anak tidak mengalami masalah lain seperti muntah-muntah.
Lalu apabila menyajikan makanan dengan konsistensi lunak, ada baiknya orangtua menyiapkan makanan dalam porsi kecil namun pemberiannya harus sering sehingga asupan gizi untuk tubuh tetap terjaga.
"Karena pada dasarnya usus yang diare itu tetap butuh asupan (gizi), alasan diberikan makan secara cepat itu bisa mengurangi risiko malnutrisi," katanya.
Langkah-langkah tersebut dinilai Himawan dapat membantu lebih cepat penyembuhan anak dari diare, bahkan apabila disiplin diare pada anak bisa selesai di bawah tujuh hari.
Ia menegaskan agar orangtua harus bersabar menjalani pengobatan tersebut karena tidak ada pengobatan instan untuk diare.
"Tidak ada obat instan untuk menyetop diare pada anak, butuh waktu untuk usus normal sehingga konsistensi tinjanya bisa normal lagi," ujar Himawan.
Orangtua disarankan membawa anak diare ke fasilitas kesehatan untuk penanganan tenaga medis lebih lanjut apabila terjadi beberapa penyimpangan seperti feses anak berdarah, diare disertai muntah, atau pun anak sudah mengalami dehidrasi. (Ant/Z-1)
KETUA Tim Kerja Imunisasi, Surveilans PD3I dan KIPI Kemenkes Endang Budi Hastuti menekankan bahwa orangtua jangan takut untuk memberikan imunisasi polio kepada anak.
PIN Polio putaran kedua yang dimulai hari ini menjadi cerminan bahwa imunisasi anak Indonesia belum sukses.
DOKTER spesialis anak menyampaikan bahwa anak yang telah didiagnosis alergi susu sapi tidak boleh diberi susu kambing maupun produk turunannya.
Terbatasnya infrastruktur kesehatan di daerah terpencil, minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan anak, sampai akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas menjadi PR.
Permasalahan pemerataan pelayanan kesehatan anak di Indonesia menjadi tema utama dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ke-70 tahun ini.
Kombinasi antara penyakit tidak menular seperti obesitas dengan penyakit menular seperti DBD akan menghasilkan kombinasi risiko fatalitas tinggi.
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved