Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur

Wisnu Arto Subari
16/11/2023 14:10
Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur
Tulisan Allah dalam bahasa Arab.(Freepik.)

DALAM Islam, manusia diperintahkan untuk hanya menyembah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Sebaliknya, Islam melarang manusia menyekutukan Allah. Ini karena segalanya pasti hancur musnah kecuali Allah sebagaimana dijelaskan Al-Qur'an Surat Al-Qashash ayat 88.

Bagaimana tafsir atau penjelasan Surat Al-Qashash ayat 88? Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur, menguraikan pemaparannya.

Surat Al-Qashash ayat 88

وَلَا تَدۡعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَۘ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۚ كُلُّ شَیۡءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجۡهَهُۥۚ لَهُ ٱلۡحُكۡمُ وَإِلَیۡهِ تُرۡجَعُونَ

Wa laa tad'u ma'allaahi ilaahan aakhar. Laa ilaaha illaa huw. Kullu syai in haalikun illaa wajhah. Lahul hukmu wa ilaihi turja'uun.

Tafsir Al-Baqarah Ayat 115: Timur dan Barat Ciptaan Allah

Dan janganlah kamu beribadah kepada tuhan lain bersama Allah. Tidak ada yang disembah dengan benar selain hanya Dia. Segala sesuatu akan hancur kecuali kekuasaan Allah. Menetapkan hukum ialah milik Allah dan kepada-Nya kalian dikembalikan (untuk menerima pembalasan).

Larangan beribadah kepada selain Allah

Ayat tersebut menjelaskan tentang beberapa hal.

وَلَا تَدۡعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَۘ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۚ

Dan janganlah kamu beribadah kepada tuhan lain bersama Allah. Tidak ada yang disembah dengan benar selain hanya Dia.

Baca juga: Surat Al-Fatihah, Nama-Namanya, dan Keutamaan

Menurut Asyari, ayat ini menjelaskan larangan beribadah kepada selain Allah (syirik), karena tidak ada yang berhak disembah selain hanya Dia. Ini karena Allah satu-satunya al Khaliq (pencipta segala sesuatu), sedangkan segala sesuatu selain-Nya ialah makhluk (ciptaan Allah). 

"Makhluk tidak berhak disembah karena dia sama dengan kita, sama-sama makhluk, sama-sama lemah, dan sama-sama membutuhkan pada yang lain," urainya. Lafaz وَلَا تَدۡعُ dalam ayat di atas berarti ولا تعبد  (janganlah kamu beribadah). 

Baca juga: Tafsir Surat Al-Mu'minun Ayat 16 tentang Hari Kebangkitan

Makna lafaz tersebut bukan janganlah kamu berdoa/memanggil sebagaimana dipahami oleh kelompok wahabi. "Kebodohan terhadap makna ayat ini menjadikan kelompok wahabi mengafirkan orang yang dalam doanya memanggil nama nabi atau wali (tawassul) dengan mengatakan ya Muhammad, ya Abdal Qodir Al-Jilani, dan seterusnya," katanya.

Mereka menganggap bahwa perbuatan itu dilarang berdasarkan ayat di atas dan tergolong sebagai syirik. Padahal tawasul diperintahkan Al-Qur'an dan diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. 

Baca juga: Tafsir Surat Ghafir atau Al-Mu'min Ayat 46 tentang Azab Kubur

Sebagian ulama menafsirkan ayat لا إله إلا هو  dengan bahwa tidak ada pencipta selain Allah. Artinya, tidak ada yang menciptakan manfaat dan bahaya kecuali hanya Allah. 

Takwil ayat mutasyabihat

كُلُّ شَیۡءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجۡهَهُۥۚ

Segala sesuatu akan hancur kecuali kekuasaan Allah.

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 23 Umat yang Satu hingga Nabi Idris

Ayat ini, lanjut Asyari, tergolong sebagai ayat mutasyabihat. Makna zahirnya mengindikasikan bahwa Allah memiliki muka anggota badan.

"Makna ini tidak layak bagi Allah ta'ala, karena memiliki anggota badan adalah sifat makhluk. Itu bertentangan dengan makna ayat muhkamat yang menegaskan bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk dalam Al-Qur'an Surat As-Syura ayat 11," terangnya.

Baca juga: Tafsir Al-Maidah Ayat 44 tentang Orang Berhukum selain dari Allah

Para ulama menakwil ayat di atas dengan tiga takwil. Ini merupakan mazhab ahlussunah wal jamaah asyariyah maturidiyah yang menjadi pandangan mayoritas ulama.

1. Al-Mulku (kekuasaan).

Jadi, maknanya, "Semua kekuasaan akan hancur kecuali kekuasaan Allah." Ini takwil dari Imam Al-Bukhari.

Baca juga: Tafsir Surat Fushilat Ayat 46 Allah tidak Berbuat Zalim

Hal itu membuktikan bahwa sebagian para ulama salaf melakukan takwil tafshili (takwil dengan menentukan makna) sebagaimana yang dilakukan oleh mayoritas ulama khalaf. Seluruh kekuasaan yang dimiliki oleh makhluk pasti akan berpenghabisan dan rusak. Hanya kekuasaan Allah yang abadi, tanpa penghabisan. Kekuasaan Allah itu sifat Allah yang azaliah. 

Dalam sejarah sudah banyak makhluk yang Allah berikan kekuasaan, seperti Fir'aun, Namrud, Dzul Qarnain, Nabi Dawud, dan Nabi Sulaiman. Namun, kita lihat hari ini, kekuasaan mereka semua telah punah dan hancur. Kekuasaan yang tidak akan hancur hanyalah kekuasaan Allah ta'ala.

Baca juga: Tafsir Al-Qur'an tentang Allah Maha Kaya dari Alam Semesta

2. Amal yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dengan takwil itu, makna ayat di atas menjadi segala sesuatu akan hancur kecuali amal yang dilakukan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah. Penafsiran seperti ini dilakukan Imam Al-Bukhari dan Sufyan Ats-Tsauri. 

3. Zat.

Dengan takwil itu, maknanya menjadi segala sesuatu rusak kecuali hanya zat Allah. Zat Allah tidak rusak karena zat Allah itu bersifat qadim (ada tanpa permulaan). Jadi, tidak mungkin secara akal zat Allah berpenghabisan atau rusak.

Baca juga: Tafsir Surat At-Tahrim Ayat 6 tentang Neraka dan Malaikat

Zat (jisim) makhluk bisa dan pasti rusak, karena zat makhluk itu hadits (berpermulaan). Karenanya, secara akal zat makhluk pasti juga berpenghabisan atau rusak. Ini dikecualikan beberapa makhluk yang dijadikan atau dikehendaki oleh Allah untuk abadi, yaitu Arsy, Kursiy, surga, neraka, tulang ekor manusia, ruh, Lauh Mahfuzh, dan Qalam A'la.

Takwil kata wajh dengan zat juga dilakukan oleh para ulama terhadap ayat lain seperti di Surat Ar-Rahman ayat 27.

وَیَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَـٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ

Dan zat Tuhanmu yang memiliki keagungan dan kemuliaan akan tetap abadi.

Baca juga: Tafsir Surat Asy-Syura Ayat 11 tidak Ada yang Menyerupai Allah

Ia mengingatkan terhadap kelompok wahabi yang meyakini bahwa Allah memiliki muka atau wajah sebagai anggota badan. Bahkan salah satu tokoh kelompok mujasimah mengatakan bahwa nanti pada hari kiamat segala sesuatu, termasuk zat Allah, akan hancur kecuali muka-Nya saja. Kita berlindung dari akidah tersebut. 

لَهُ ٱلۡحُكۡمُ وَإِلَیۡهِ تُرۡجَعُونَ

Menetapkan hukum ialah milik Allah dan kepada-Nya kalian dikembalikan (untuk menerima pembalasan).

Ayat ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat Allah sajalah yang memutuskan hukum terhadap makhluk-Nya. Manusia akan dikembalikan pada pengadilan Allah dan akan diberi balasan dengan adil atas perbuatan yang mereka lakukan di dunia. 

Demikian penjelasan tentang Al-Qur'an Surat Al-Qashash ayat 88. Intinya, umat manusia diperintahkan hanya menyembah Allah. Ini karena segala sesuatu pasti akan hancur, musnah, atau binasa kecuali Allah. Yang pasti akan hancur, musnah, atau binasa tidak layak menjadi Tuhan yang disembah.

Saat kiamat, seluruh manusia, hewan, tumbuhan, jin, malaikat, bumi, langit, matahari, bintang, dan seluruh alam atau makhluk akan hancur atau mati. Tinggal satu yang tetap hidup yaitu Allah yang Maha Hidup. Karenanya, Allah memerintahkan makhluk-Nya untuk menyembah-Nya yang tidak pernah hancur dan jangan menyembah selain Dia yang pasti hancur karena mereka tidak akan mampu menolong diri sendiri agar tetap eksis apalagi yang lain. Semoga bermanfaat. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya