Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Penguatan Budaya Dinilai Penting untuk Selesaikan Permasalahan Mental

Media Indoenesia
30/10/2023 08:10
Penguatan Budaya Dinilai Penting untuk Selesaikan Permasalahan Mental
Acara launching Budaya Kerja ASN BerAKHLAK dan Employer Branding Bangga Melayani Bangsa di KPPA.(Dok.esq)

SEBAGAI negara yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, Indonesia dinilai memiliki kelebihan ketimbang negara lain. Karena itu penguatan budaya menjadi penting untuk menyelesaikan berbagai masalah yang saat ini terjadi.
 
Hal itu diungkapkan Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian saat melaunching Budaya Kerja ASN BerAKHLAK dan Employer Branding Bangga Melayani Bangsa di 
lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), pekan lalu.

“Yang perlu kita ketahui adalah tantangan di luar sana yang dihadapi yakni isu-isu. Kemudian kita ketahui apa yang menjadi solusi mendasar yang dapat diselesaikan dengan berbagai inovasi terbaru, kemudian juga budaya kerja yang perlu dijaga," ujar Ary Ginanjar.

Baca jugaKesehatan Fisik dan Mental Calhaj jadi Syarat Naik Haji

Ia mengatakan bahwa KPPPA merupakan kementerian yang tidak besar dari sisi SDM. Meski begitu bukan berarti tantangannya tidak banyak. 

“Banyak sekali permasalahan yang merupakan refleksi dari hari anak Indonesia yang mana banyaknya masalah mental yang datang dari keluarga. Ini menjadi isu yang perlu diperhatikan. KPPPA ini SDMnya sedikit, namun isu sangat banyak. Maka, kementerian ini memiliki mental agility, change agility, learning agility, people agility, dan result agility yang diharapkan Pak Presiden," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa banyaknya kekerasan anak terjadi karena orang tua tidak mengetahui apa DNA anak mereka, yaitu talenta yang dibawa sejak lahir. “Untuk penurunan kekerasan pada anak, caranya adalah setiap orang tua harus tau DNA talenta anak-anak mereka. Silakan KPPPA coba 1000 rumah, lihat apa yang terjadi ketika orang tua mengerti DNA talenta anaknya, apakah kekerasan akan tetap terjadi? Atau berkurang?" 

Selain itu  KPPPA menginginkan pemberdayaan perempuan salah satunya dengan istri yang bisa berdaya dan memiliki pendapatan sendiri yang bisa diperoleh melalui bisnis. Namun harus diketahui bidang bisnis yang cocok untuknya.

“Jika semua istri sudah tau apa TalentDNA-nya, maka mudah pula untuk menentukan bisnis apa yang harus digeluti, di bidang apa. Sehingga, ini akan kita turunkan angka perceraian, kita majukan pemberdayaan perempuan, turunkan kekerasan pada anak, ibu-ibu akan punya pekerjaan sesuai dengan talentanya," pungkasnya.

Diketahui, dari hasil cek kesehatan budaya kerja yang telah dilakukan survei di KPPPA, 400 peserta hadir baik online dan offline untuk mendukung implementasi budaya kerja BerAKHLAK di lingkungan KPPPA.

Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam sambutannya mengatakan bahwa kehadiran Ary Ginanjar memberikan motivasi dan masukan kepada para pegawai di KPPPA membuka peluang untuk mengetahui cara menurunkan berbagai isu dengan teknik coaching dan TalentDNA.

“Harapannya isu-isu ini dapat kita selesaikan yang menjadi PR besar bagi kami. Maka, masukkan dari Pak Ary kami sudah bukakan pintu yang lebar, menyambut langkah-langkah konkrit salah satunya memberikan talent DNA untuk Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak sebagai pilot project," ujar Bintang.

"Kita juga tadi sudah dijelaskan tentang metode coaching agar lebih solid, lebih bisa keluarkan potensinya di KPPPA ini dan lingkungan pribadi," lanjutnya.

Dia berharap dengan terlaksananya kegiatan BerAKHLAK dapat meningkatkan kesehatan dalam budaya kerja di lingkungan KPPPA, sehingga seluruh pegawai dapat berkolaborasi bersama untuk mengimplementasikan core values BerAKHLAK sebagai budaya kerja. (RO/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya