Drone OS-Wifanusa Resmi Kantongi Sertifikat IMAA

SETELAH sebulan lebih menjalani uji kelaikan sejak 16 Juni hingga 31 Juli 2016, Pesawat Terbang Tanpa Awak atau Drone OS-Wifanusa akhirnya resmi mengantongi Sertifikat Kelaikan Udara Militer dari Indonesian Military Airworthiness Auhority (IMAA) Puslaik Kementerian Pertahanan.

Penyerahan sertifikat dari IMAA dilaksanakan di Ruang Kerja Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemenhan di Jakarta. Sertifikat diserahkan langsung oleh Kabaranahan Laksda TNI Ir Leonardi MSc didampingi Kapuslaik Laksma TNI Sofyan kepada salah satu penemu Drone OS-Wifanusa DR Yulian Paonganan.

"Kami sangat terharu dan bangga dengan pengakuan negara atas hasil karya kami ini dengan diterbitkannya Sertifikat Kelaikan Udara Militer dari IMAA. Semoga hasil karya kami ini bisa jadi kebanggaan Indonesia dan dapat digunakan untuk kepentingan pertahanan negara," ujar Yulian dalam keterangan tertulis yang diterima media, Kamis (4/8).

"Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Menhan dan jajarannya yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk memproduksi drone ini," lanjut Yulian.

Sebagai informasi, Drone OS-Wifanusa yang mendapatkan sertifikat memiliki dua tipe, yakni OS-Wifanusa SL-D70 (wingspan 4.2mtr) dan OS-Wifanusa SL-D28 (wingspan 6.4 mtr) dengan endurance 6-8 jam dan 8-10 jam dengan payload berupa kamera surveilans canggih dan kamera pemetaan multispektran dengan medium format resolusi tinggi.

Salah satu keunikan Drone OS-Wifanusa ialah mampu take-off dan landing di air dan di darat sehingga layak disebut sebagai amphibious drone. Selain itu, kemampuan terbang bisa mencapai 5000 MSL.

Drone OS-Wifanua diciptakan oleh anak bangsa secara mandiri. Penemu dari drone ini ialah Yulian Paonganan MSi, Laksamana TNI Ade Supandi SE, MAP, dan Oky Suanandi. Adapun Chief Engginering ialah Prof Dr Hisar Pasaribu, MSc. (OL-5)