Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
NU (Nahdlatul Ulama) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam sejarah dan perkembangan Islam di Nusantara. NU memiliki jutaan anggota yang terdiri dari ulama, santri (murid pesantren), dan masyarakat umum.
Organisasi ini memiliki ribuan pesantren di seluruh Indonesia yang menjadi pusat pendidikan agama dan sosial. NU juga memiliki peran yang signifikan dalam politik Indonesia, dengan anggota yang terpilih menjadi anggota parlemen dan terlibat dalam pembentukan kebijakan nasional.
Nah, berikut ini adalah sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama dan juga tokoh-tokoh pendirinya yang wajib kamu ketahui.
Baca juga: Sejarah 1 Muharam, Prakarsa Khalifah Umar bin Khattab hingga Peran Usman dan Ali
Sejarah Terbentuknya Nahdlatul Ulama
Melansir dari laman NU Online, awal mula sejarah terbentuknya Nahdlatul Ulama adalah karena berangkat dari pembentukan Komite Hijaz. Komite Hijaz adalah sebuah kumpulan panitia yang dibentuk oleh K.H Hasyim Asy’ari untuk dikirimkan ke Muktamar Dunia Islam. Tujuannya yaitu untuk melindungi kebebasan bermazhab dari kebijakan Raja Arab Saudi tentang mazhab.
Permasalahan keagamaan ini dihadapi oleh para ulama pesantren ketika Raja Arab Saudi dari Dinasti Saud ingin membongkar makam Nabi Muhammad SAW. Hal ini disebabkan karena makam tersebut menjadi tujuan ziarah banyak umat Muslim yang dianggap sebagai bid’ah. Selain itu, Raja Arab pun menerapkan kebijakan untuk menolak praktik mazhab dalam agama Islam. Dia ingin agar hanya mazhab Wahabi yang digunakan sebagai mazhab resmi kerajaan.
Rencana dari Raja Saud tersebut akhirnya di bawa ke Muktamar ‘Alam Islami atau Muktamar Dunia Islam. Kebijakan tersebut tentu menjadi masalah karena ulama pesantren menganggap hal tersebut sebagai upaya memberangus tradisi dan budaya dalam Islam yang selama ini telah berkembang. Selain itu, rencana tersebut pun dapat menjadi menjadi ancaman bagi peradaban Islam sendiri.
Saat itu, K.H Abdul Wahab Chasbullah yang tergabung dalam Centraal Comite Chilafat (CCC) menyampaikan jika delegasi CCC untuk Muktamar Dunia Islam harus mampu mendesak Raja Ibnu Saud untuk memberikan kebebasan bermazhab. Sistem mazhab yang selama ini berjalan di tanah Hijaz harus dilindungi dan dipertahankan. Hal tersebut disampaikan K.H Abdul Wahab dalam Kongres Islam Keempat di Yogyakarta.
Sayangnya, diplomasi tersebut selalu berakhir dengan kekecewaan. Akhirnya, dia pun melakukan langkah strategis dengan membentuk panitia sendiri yang bernama Komite Hijaz. Untuk menyampaikan pemikirannya di Muktamar Dunia Islam, Komite Hijaz menunjuk K.H Raden Asnawi sebagai delegasinya.
Pertanyaan baru pun muncul, untuk institusi mana Raden Asnawi tersebut dikirim? Akhirnya dengan persetujuan K.H Hasyim Asy’ari sebagai guru dari K.H Abdul Wahab, dibentuklah organisasi Jam’iyah Nahdlatul Ulama atau yang saat ini dikenal dengan Nahdlatul Ulama saja pada 16 Rajab 1344 Hijriah. Tanggal terbentuknya Nahdlatul Ulama tersebut bertepatan dengan 31 Januari 1926 Masehi.
Tokoh-Tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama
Hingga saat ini, yang biasa disebut sebagai pendiri NU adalah tiga kiai asal Jombang. Meski di luar mereka ada sederet nama lainnya yang turut berperan di awal-awal terbentuknya NU. Berikut ini tiga kiai asal Jombang tersebut.
- KH Hasyim Asy'ari
- KH Abdul Wahab Hasbullah
- KH Bisri Syansuri
Mengapa mereka bertiga? Karena mereka yang berperan banyak di awal pembentukan NU. Mereka juga pimpinan tertinggi NU waktu itu.
Kiai Asy'ari adalah pemimpin tertinggi pertama yakni rais akbar. Disusul rais aam kedua yakni Kiai Wahab dan rais aam ketiga, Kiai Bisri.
(Z-9)
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Pembentukan pansus PKB itu diinisiasi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) tengah mengkaji kemungkinan untuk dapat menerima izin usaha pertambangan (IUP). Khususnya ihwal status MUI apakah masuk kategori ormas keagamaan.
BANGSA Indonesia kembali kehilangan putra terbaiknya Bapak Hamzah Haz seorang pemimpin muslim yang salih, santun, istikamah (konsisten), dan teguh dalam pendirian.
Surat pelarangan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan Israel yang terbit di masa Kiai Said ditegaskan kembali pada masa kepengurusan Gus Yahya.
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul meminta lima kader NU yang sempat menemui Presiden Israel Isaac Herzog segera mengundurkan diri dari kepengurusan NU.
Syafruddin menegaskan bahwa UMBZ adalah salah satu mitra strategis ASFA Foundation di luar negeri yang akan bekerja sama dalam pengembangan SDM.
Kepolisian Resort Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, berhasil mengamankan dua oknum guru dari sebuah pondok pesantren ternama di Kabupaten Agam
Pendidikan pesantren secara sah telah mengantongi pengakuan negara
Kegiatan ini mengangkat tema 'Pelatihan Achievement Motivation Training untuk Mengurangi Boarding School Syndrome' pada Santri Pondok Pesantren di Desa Pasirtanjung, Kabupaten Bogor.
Standar mutu pendidikan nonformal pesantren perlu diterapkan.
Persantren juga disebut sebagai upaya untuk melakukan regenerasi terhadap ulama-ulama. Sebab, ilmu harus diturunkan agar terus dimanfaatkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved