Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Meski terkesan tak berhubungan, ternyata penderita asma memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami osteoporosis atau pengeroposan tulang. Karena itu, penderita asma harus bisa menyikapi penyakitnya dengan tepat agar risiko osteoporosis bisa ditekan.
Direktur Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi, dr Abdul Karim Nitiprodjo menjelaskan asma bukan berarti menyebabkan osteoporosis atau pengeroposan tulang. Namun sikap penderita asma dalam menyikapi penyakitnya tanpa pengetahuan yang baik mungkin dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko untuk terjadinya osteoporosis.
"Jadi tidak serta merta asma sebabkan osteoporosis, cuma dapat berkontribusi terhadap meningkatkan risiko terkena,” katanya, dalam diskusi virtual, Selasa, (2/5).
Baca juga: Polutan dari Kompor Gas Tingkatkan Risiko Asma pada Anak
Dokter Abdul mengatakan biasanya penderita asma tubuhnya lebih sensitif atau riskan mengalami alergi. Akibatnya mereka takut untuk mengonsumsi beberapa janis makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk kesehatan tulang.
“Misalnya karena dia punya asma dia takut sekali untuk mengonsumsi protein-protein tertentu mungkin ada beberapa yang alergi terhadap telur, daging atau susu sehingga sangat ketakutan dan pada akhirnya sama sekali tidak mengonsumsi protein-protein tersebut padahal fungsinya bagus sebetulnya dalam melawan asma," papar dokter Abdul.
Bisa saja memang pasiennya tidak alergi terhadap susu, tapi karena takut asma akhirnya tidak minum susu. Sedangkan susu ini mengandung banyak kalsium sehingga keseimbangan nutrisinya jadi terganggu, asupan kalsium yang rendah sudah pasti menjadi sebuah risiko untuk terjadinya osteoporosis.
Baca juga: Osteoporosis Biasanya Baru Disadari Setelah Ada Patah Tulang
Asma merupakan sebuah penyakit pada saluran pernapasan yang berbeda-beda baik gejala pada seseorang. Gejala yang dirasakan adalah adanya keluhan pernapasan berupa sesak nafas, suara menging, rasa tidak enak pada dada atau dada merasa ditekan, hingga batuk.
"Batuk saja bisa jadi gejala, sehingga sangat bervariasi bisa muncul salah satu saja atau bisa keluar dua-duanya. Tapi kembali lagi, berbeda-beda untuk setiap orang," ujar dokter Abdul.
Disebabkan Alergi
Penyebab yang paling sering munculnya asma adalah berhubungan dengan alergi. Asma akibat alergi adalah jenis yang paling mendominasi dibanding semua tipe asma lainnya. Kebanyakan orang memiliki alergi terhadap materi-materi tertentu seperti debu organik ataupun debu non organik, kemudian seperti bulu-bulu hewan, material-material dari kotoran hewan, dan juga material-material dari rumput ataupun jerami, bunga, serbuk sari dan sebagainya.
Alergi bunga atau serbuk sari sering terjadi bagi orang yang berdomosili di luar negeri karena lebih banyak berbagai macam jenis bunga. Pada akhirnya zat tersebut memicu adanya reaksi peradangan saluran nafas.
Baca juga: Ini Cara Mengetahui Pemicu Alergi pada Anak
Bisa Dikontrol
Meski begitu, dokter Abdul menjelaskan bahwa asma pada dasarnya bisa terkontrol. Prinsipnya adalah harus mengontrol peradangan kronis pada pasien, oleh karena itu biasanya mungkin membutuhkan obat-obatan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
"Kemudian dalam hal ini misalnya pada pasien-pasien yang penderita asma atau mulai pemeriksaan diri kemudian mendapatkan pengobatan itu dia akan dievaluasi dengan pengobatan dosis tertentu apakah dalam pengobatan tersebut merespon baik," ungkapnya.
(Z-9)
Fenomena Remaja Jompo menunjukkan bahwa generasi muda semakin sering mengalami nyeri sendi, yang biasanya dialami oleh orang dewasa.
Pada perempuan penurunan kadar hormon estrogen ketika menopause jadi salah satu penyebab timbulnya osteoporosis.
Obat steroid, obat penenang, dan obat kemoterapi bisa membuat tulang cepat rapuh apabila dikonsumsi dalam waktu lama.
Kalau ternyata tulangnya sudah rapuh atau timbul patah tulang karena keropos, harus diberikan treatment, pengobatan, tergantung berat ringannya juga.
Kebutuhan kalsium pada orang dewasa muda sekitar 1.000 miligram per hari dan pada orang lanjut usia 1.200 miligram per hari.
Pada perempuan yang mengalami menopause dini, di usia 40 atau 45 tahun, kepadatan tulangnya akan turun lebih jauh karena gangguan hormon.
OSTEOPOROSIS tidak mengenal umur. Penyakit ini bukan penyakit yang hanya menyerang orang tua. Remaja usia 20-an pun dapat terkena penyakit pengeroposan tulang tersebut.
KAKI ceper atau flat feet yang ada pada anak adalah kondisi yang normal, karena telapak kaki anak masih memiliki lemak yang menumpuk.
Masyarakat harus berhati-hati apabila anak mengalami rasa nyeri dan benjolan pada tulang.
Ketika tulang telah patah, tindakan cepat dan tepat harus segera dilakukan untuk meminimalkan risiko komplikasi dan kecacatan. Ini penjelasan tentang jenis dan pengobatannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved