Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Kerajaan Kediri atau Kadiri atau yang disebut juga sebagai Panjalu merupakan sebuah kerajaan besar yang berdiri pada abad ke-12, yaitu antara tahun 1042–1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuni dan bercorak Hindu.
Mau tahu lebih lanjut tentang sejarah kerajaan Kediri? Simak pembahasannya berikut ini.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit
Pusat pemerintahan Kerajaan ini berada di Daha dan kisah mengenai kerajaan ini tertuang dalam kitab Negarakertagama.
Dalam kisah tersebut, diceritakan bahwa Airlangga memiliki dua putera yang gila akan kekuasaan. Pada akhirnya, keduanya berebut untuk mendapatkan kekuasaan bahkan sampai saling bertempur satu sama lain.
Dalam menghindari bentrokan antar kedua anaknya, yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji, pada tahun 1041 Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua. Masing-masing namanya adalah kerajaan Jenggala atau Kahuripan dan Panjalu atau Kediri itu sendiri.
Dalam memberi pembatas, kedua kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan sungai Brantas.
Baca juga: Yuk Mengenal Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Sri Samarawijaya mendapatkan kesempatan memimpin kerajaan yang berada di wilayah barat, yaitu kerajaan Panjalu.
Sementara Mapanji berada di wilayah timur memimpin kerajaan Jenggala yang pusat kerajaannya berada di Kahuripan.
Dalam hal ini, sumber sejarah kerajaan Kediri tertuang dalam kitab Mahaksubya, serat Calon Arang dan kitab Negarakertagama.
Kerajaan Panjalu menguasai wilayah Kediri dan Madiun, sementara kerajaan Jenggala meliputi wilayah Malang dan delta sungai Brantas yang pelabuhannya berada di Surabaya, Rembang dan Pasuruan.
Walaupun kerajaan sudah dibagi dua untuk kedua anak Airlangga, hal itu ternyata tak cukup. Pada akhirnya, kondisi tersebut bahkan membuat adanya peperangan.
Baca juga: Ini Kerajaan Tertua Bercorak Hindu Budha di Indonesia, Simak Urutannya
Setelah mengetahui sejarah singkat berdirinya kerajaan Kediri, kamu juga perlu tahu raja-raja yang pernah memimpin. Berikut daftarnya:
1. Sri Samarawijaya (1042-1044)
2. Sri Bameswara (1117-1135)
3. Sri Jayabaya (1135-1159)
4. Sri Sarweswara (1159-1169)
5. Sri Aryyeswara (1169-1181)
6. Sri Gandra (1181-1184)
7. Sri Kameswara (1184-1194)
8. Sri Kertajaya (1194-1222)
Nah, itulah Raja-raja kediri. Selanjutnya kita akan membahas tentang peninggalan Kerajaan Kediri. Namun, sebelum membahasnya lebih jauh ketahui dulu yuk, penyebab runtuhnya Kerajaan ini.
Baca juga: Faktor yang Menyebabkan Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Peperangan antara Panjalu dan Jenggala tetap terus terjadi selama 60 tahun berlalu.
Seperti yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya, penyebabnya yaitu kedua anak Airlangga sama-sama merasa pantas mendapatkan takhta sang ayah.
Hingga pada akhirnya, Jenggala mampu memenangi perang, namun Panjalu yang sukses merebut seluruh tahta yang dimiliki Airlangga.
Kemenangan Panjalu membuat ibu kota kerajaan dipindah ke Kediri dan pada akhirnya Panjalu lebih dikenal ketimbang Kediri.
Setelah berdiri nyaris dua abad, kerajaan ini mulai menemui titik lemah setelah terjadinya perselisihan antara Raja Kertajaya dan kaum Brahmana.
Diketahui, Sri Maharaja Kertajaya berkuasa sejak 1194-1422.
Raja Kertajaya merupakan sosok raja yang sangat kejam dan mengaku dirinya sebagai dewa, ia memaksa kaum Brahmana menyembahnya dan bahkan mengklaim jika hanya Dewa Shiwa yang mampu mengalahkannya.
Kekejaman Kertajaya bahkan terlihat saat ia tanpa ragu menyiksa kaum Brahmana yang menolak titahnya.
Pada satu saat, kaum Brahmana meminta bantuan Ken Arok dari Tumapel untuk menggulingkan kepemimpinan Kertajaya.
Menariknya di tangan Ken Arok, Kertajaya akhirnya terbunuh dan berhasil menguasai Kediri.
Kesuksesan Ken Arok menumpas Kertajaya dan merebut wilayah kekuasaannya membuat ia mendirikan kerajaan baru bernama Singosari.
Baca juga: Setelah Tiga Abad, Akhirnya Peninggalan Kerajaan Singasari Kembali ke Tanah Air
Kerajaan Kediri yang runtuh meninggalkan beberapa peninggalan, antara lain:
Peninggalan ini berisi masalah keagamaan yang ditulis Raja Bameswara.
Dibuat pada tahun 1194 Masehi, prasasti Jaring berisi tentang pejabat Kediri yang bergelar inisial dari nama hewan.
Salah satunya yaitu macan kuning.
Diperkirakan, candi Tondowongso tercipta pada abad ke-11.
Pada situs Tondowongso, kamu akan melihat berbagai benda peninggalan lainnya, seperti Arca Agastya, Durga, Nandi Brahma, dan Lingga.
Selanjutnya, ada prasasti Sirah Keting yang kira-kira dibuat pada tahun 1204 Masehi.
Adapun prasasti ini ditulis dengan aksara Jawa Kuno yang berisi tentang kisah Sri Jayawarsa Digjaya Sastraprabhu.
Prasasti yang dibuat pada tahun 1194 Masehi ini berisi tentang pembebasan pajak tanah untuk desa Ngantang oleh Raja Jayabaya.
Hal ini dilakukan karena masyarakat telah mengabdi untuk Kerajaan Kediri secara sukarela.
Prasasti ini ditemukan pada tahun 1194 Masehi di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur. Diperkirakan, prasasti ini dibuat pada rentang tahun 1194-1222, pada masa pemerintahan Raja Kertajaya.
Isi prasasti mencakup berbagai aspek kehidupan kerajaan di bawah kekuasaan Raja Kertajaya. Selain itu, terdapat catatan mengenai penyerangan yang dilakukan oleh salah satu kerajaan di sebelah timur terhadap Kerajaan Kediri.
Baca juga: Misi Menyelamatkan Pohon Zaitun dan Sejarah Peradaban di Yordania
Nah, itulah penjelasan tentang sejarah berdirinya Kerajaan Kediri, raja-raja yang pernah bertakhta, hingga kisah keruntuhan dan peninggalannya.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan dan pemahamanmu terkait Kerajaan Kediri dalam sejarah Nusantara.
POLISI menemukan luka memar di tubuh balita yang tewas, Kediri, Jawa Timur, Rabu (26/6). Petugas memastikan penyebab korban meninggal karena pendarahan di kepala akibat benda tumpul.
Pasangan pengantin baru, Happy Asmara dan Gilga Sahid, memberikan suvenir unik kepada para tamu undangan saat menggelar pernikahan mereka di Gedung Trending#1, Sabtu (22/6)
Semula final four putaran pertama di Kediri dialihkan ke Surabaya. Hal itu dikarenakan GOR Jayabaya di Kediri yang akan menjadi tempat final four putaran pertama sedang dalam perbaikan.
Kebanyakan kita mengetahui bahwa laki-laki saleh yang masuk surga akan mendapatkan sejumlah bidadari. Pertanyaannya, wanita yang saleha akan memperoleh apa di surga?
BRIN menemukan pecahan batu candi yang sudah tersebar di Kediri, Jawa Timur. Batu tersebut merupakan pecahan candi Adan-Adan, yang didirikan di era Kerajaan Kediri.
Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menyalurkan bantuan sosial (bansos) bagi kaum dhuafa dan yatim piatu yang menjadi korban bencana alam di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved