Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ASMAUL husna atau nama-nama terindah Allah yang akan dibahas kali ini yaitu Al-Muhshi (الْمُحْصِيُّ). Tahukah kamu makna Al-Muhshi sebagai salah satu asmaul husna dari Allah? Al-Muhshi bermakna Yang Maha Menghitung.
Lantas Allah Al-Muhshi yang menghitung seperti apakah yang berbeda dengan manusia? Berikut ya penjelasannya sebagaimana dilansir dari @limproduction di Instagram.
Manusia manakah yang dapat menghitung jumlah batu atau daun atau yang lain yang tersebar di seluruh permukaan Bumi? Tidak ada. Di sinilah keterbatasan manusia. Tidak seperti Allah SWT yang tiada batas kemampuannya. Dalam hal ini yang Maha Menghitung.
Baca juga: Ini 99 Asmaul Husna sebagai Wirid dan Doa serta Lantunannya
Tidak hanya mampu menghitung, Allah pun tahu jumlah barang apapun yang ada di semesta. Menghitung objek sampai detail-detailnya ialah maksud dari asma Allah yang berupa Al-Muhshi.
Dan beberapa redaksi di Al-Qur'an, akar kata الْمُحْصِيُّ yaitu ﺣﺼﻲ (dibaca hasha) memang ditunjukkan untuk menggambarkan pekerjaan Allah yang berupa menghitung sampai detail-detailnya. Hal ini tidak mampu dijangkau oleh manusia.
Baca juga: Asmaul Husna, Arti dan Hubungan Al-Qawiy dengan Al-Matin
Contoh yang tidak dapat dijangkau oleh manusia digambarkan dalam beberapa ayat.
واللَّهُ يُقَدِرُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ. عَلِمَ أَن لَّن تَحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ
Baca juga: 20 Sifat Mustahil bagi Allah, Arti dan Penjelasannya
"Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat mengetahuinya atau menentukan batas-batas waktu itu. Karenanya, Dia memberi keringanan kepadamu." (QS Al-Muzammil ayat 20)
Pada ayat itu Allah menggunakan redaksi لن تُحْصُوهُ yang berarti kalian tidak dapat mengetahui atau tidak dapat menghitung berapa kadar dan batasnya.
Namun, ada juga redaksi di Al-Qur'an yang memerintahkan manusia agar menghitung sesuatu, tetapi dengan redaksi yang senada dengan ﺣﺼﻲ yakni surat At-Thalaq ayat 1 yang menggunakan redaksi وَأَحْصُوا الْعِدَّةُ. Di sini Al-Qur'an memerintahkan untuk menghitung waktu iddah cerai secara teliti.
Baca juga: Asmaul Husna Allah Al-Waliy yang Membela Makhluk-Nya
Padahal dikemukakan di atas tadi, kata ini memberi kesan ketidakmampuan manusia dalam melakukannya. Hal ini karena perceraian dapat menimbulkan penyesalan.
Di sisi lain, kesalahan dalam menghitung iddah dapat berakibat pada kekaburan keturunan akibat menyangka istri telah bersih padahal ia mengandung benih suami yang akan menceraikan nya. Wallahu a'lam. (Z-2)
Nah, salah satu asma Allah itu Al-Waliy. Pertanyaannya apakah makna wali pada manusia sama dengan makna wali dalam asmaul husna itu?
Kenapa pembahasan Al-Qawiy dan Al-Matin digabungkan alias tidak masing-masing seperi asmaul husna yang lain? Ini karena makna Al-Qawiy dan Al-Matin masih saling berkaitan.
Pembahasan asmaul husna atau nama-nama terindah Allah SWT kali ini yaitu Al-Wakil. Ini bermakna Allah Zat yang dipasrahi. Dipasrahinya Allah tentu berbeda dengan makhluk-Nya.
Yang perlu kita cermati salah satu asmaul husna Allah, Asy-Syahid, masih berkaitan dengan asma Allah yang lain, yaitu Al-Khabir dan Al-'Alim.
Mari kita pahami asmaul husna Al-Ba'its. Dengan demikian kita dapat mengenal Allah yang akan membangkitkan semua manusia dari alam barzakh.
Bagaimana asbabun nuzul Surat Al-A'la, apa saja kandungan dan keutamaannya, serta teks sekaligus terjemahannya? Berikut uraiannya yang dikutip dari berbagai sumber.
Surat Al-Buruj diturunkan setelah Surat Asy-Syams di Mekah sehingga tergolong Surat Makiyah. Ia diberi nama Al-Buruj, karena merujuk pada lafaz yang terdapat pada ayat pertama dari surat ini.
Al-Insyiqaq berarti terbelah/terbagi yang diambil dari ujung ayat pertama. Surat yang terdiri atas 25 ayat ini termasuk Surat Makiyah dan diturunkan sesudah Surat Al-Infithar.
AL-MUTHAFFIFIN merupakan surat ke-83 dalam juz 30 atau juz amma yang terakhir dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 36 ayat dan termasuk dalam golongan Surat Makiyyah.
AL-INFITHAR berada di urutan surat nomor 82 pada kitab suci Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 19 ayat dan termasuk dalam juz ke-30 atau juz amma.
Salah satu surat dalam Juz 30 Al-Qur'an ialah At-Takwir. Artinya ialah menggulung. Surat yang terdiri atas 29 ayat ini termasuk dalam golongan surat Makiyah atau turun di Mekah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved