RS Didorong Proaktif Bersaksi

LEMBAGA Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mendorong pihak-pihak di rumah sakit (RS) atau klinik yang diduga menjadi lokasi peredaran vaksin palsu untuk memberi keterangan kepada kepolisian. Tindakan tersebut dapat mempermudah aparat penegak hukum membongkar kasus itu termasuk siapa saja yang terlibat.

“Untuk membongkar praktik ini diperlukan kesaksian dari orang-orang di lingkungan klinik atau rumah sakit. Dengan demikian akan terlihat siapa saja yang terlibat, apakah perawat, dokter, ataukah manajemen rumah sakit turut terlibat dalam upaya peredaran vaksin palsu kepada masyarakat,” kata Ketua LPSK Abdul Haris melalui rilis yang diterima Media Indonesia di Jakarta, kemarin.

Saat ini, kata dia, pihak kepolisian sudah menetapkan beberapa tersangka pembuat dan pengguna vaksin palsu. Namun, pihaknya memperkirakan masih banyak pihak yang juga terlibat dan tidak hanya di satu RS/klinik.

“Kami siap melindungi para saksi yang beriktikad baik memberikan kesaksian guna membantu aparat penegak hukum membongkar kejahatan yang mengancam generasi muda Indonesia. Sesuai amanat Undang-Undang Perlindungan Saksi dan Korban, LPSK melindungi saksi, pelapor, dan saksi pelaku tindak pidana,” ujar dia.

“Kalau benar seperti di pemberitaan, bila salah satu dokter siap membongkar para pengguna vaksin palsu lainnya, hal ini harus diapresiasi karena dapat membantu polisi mengusut tuntas kasus itu,” tambahnya.

Jika memang terdapat ancaman atau intervensi dari pihak-pihak tertentu, LPSK berdasarkan mandat UU siap memberikan perlindungan. (Try/H-2)