Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya 4 fenomena, anomali ataupun dinamika atmosfer yang terjadi secara bersamaan di akhir 2022 hingga awal tahun 2023. Keempat fenomena tersebut bisa berdampak atau berpotensi pada cuaca ekstrem di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa potensi cuaca ekstrem tersebut diperkirakan terjadi pada saat mudik Nataru hingga arus balik nanti. Padahal berdasarkan hasil survei Kemenhub diprediksi sekitar 40 juta orang akan melakukan perjalanan di periode sibuk itu.
"Kami mendeteksi perkembangan kondisi cuaca yang sangat berpotensi menjadi ekstrem. Jadi perkembangan kondisi cuaca yang dipicu oleh berbagai fenomena, anomali, dinamika atmosfer yang terjadi secara bersamaan," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (20/12) malam.
Menurut Dwikorita, fenomena atmosfer biasanya terjadi satu persatu. Namun, kali ini akan terjadi secara bersamaan yang bisa memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem.
Keempat fenomena atmosfer tersebut, yakni pertama peningkatan aktivitas Monsun Asia. Angin monsun ini memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.
Kedua adalah intensifikasi atau semakin intensifnya fenomena sruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan. Fenomena ini juga meningkatkan pembentukan awan-awan hujan jadi lebih intensif di sekitar Kalimantan, Sumatra, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
Fenomena ketiga adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia. Hal ini dapat memicu pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem. "Dan juga terjadinya peningkatan kecepatan angin permukaan serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya," imbuh Dwikorita.
Keempat, yakni terpantaunya aktivitas gelombang atmosfer. Jadi ada beberapa gelombang atmosfer seperti fenomena madden julian oscillation (MJO). Fenomena ini merupakan pergerakan atau arak-arakan awan hujan dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika menuju Samudra Pasifik dan melewati kepulauan Indonesia.
"Dan kebetulan pada periode Nataru pergerakan awan-awan itu pas melintasi kepulauan Indonesia yang bersamaan dengan aktivitas monsum Asia yang semakin meningkat, bersamaan adanya sruak udara dingin dari dataran tinggi Tibet di Asia dan bersama dengan terjadinya pembentukan potensi tekanan rendah yang dapat berkembang menjadi bibit siklon atau bahkan berkembang menjadi siklon," jelasnya.
Bersamaan keempat aktivitas tersebut maka dikhawatirkan atau berpotensi mengakibatkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia terutama di wilayah bagian selatan Indonesia sampai juga bagian tengah dan timur.(H-1)
Banjir yang melanda Provinsi Nangarhar, Kunar, Badakhshan dan Panjshir di Afghanistan menyebabkan 40 orang meninggal dunia.
BPJN sangat merespon bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Maluku, terutama di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Seram Bagian Timur (SBT).
Cuaca ekstrem potensial terjadi karena dipicu beberapa faktor. Di antaranya adalah aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia.
CUACA buruk seperti angin kencang dan gelombang tinggi masih melanda di kawasan perairan laut Selat Malaka, Provinsi Aceh.
Hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir berpotensi terjadi di kawasan pegunungan bagian tengah di enam daerah di Jawa Tengah.
Sekitar 83% jemaah haji yang meninggal selama musim haji 2024 adalah tidak resmi atau yang menggunakan visa nonhaji.
Walaupun saat ini Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tetapi fenomena La Nina yang dimulai dari Juni hingga November disebut akan membawa peningkatan intensitas curah hujan tinggi
INTENSITAS serta curah hujan tinggi menyebabkan banjir melanda empat Kecamatan yang berada di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Sabtu (15/6) pukul 16.30 WITA.
PREDIKSI curah hujan dan sifat hujan bulanan menunjukkan kondisi kekeringan selama musim kemarau akan mendominasi hingga September 2024.
Berdasarkan hasil monitoring perkembangan musim kemarau 2024, sebanyak 19% dari total zona musim di Indonesia telah masuk musim kemarau.
BMKG menyebut sebagian besar wilayah di ndonesia berpotensi mengalami hujan pada Senin (13/5).
DEPUTI Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan bahwa dalam sepekan ke depan BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan secara signifikan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved