Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
UPAYA konservasi satwa liar di Indonesia kembali memberikan kabar baik. Dua anak badak (Rhinoceros sondaicus) atau yang biasa disebut badak Jawa, terekam lahir di habitat alaminya, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Rekaman kelahiran kedua badak tersebut diperoleh Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK melalui camera trap.
Dari rekaman camera trap diketahui bahwa anak badak Jawa pertama berjenis kelamin jantan dengan ID. 089.2022, terekam pada 18 September 2022 pukul 08.29 WIB dari induk yang bernama RATU (ID. 035.2011).
Baca juga: Hari Badak Sedunia, Populasi Badak di Indonesia Terus Meningkat
Selain itu, terekam pula anak badak yang belum dapat diketahui jenis kelaminnya namun telah diberikan ID. 090.2022, lahir dari induk yang bernama MENUR (ID. 063.2015).
"Kelahiran tersebut menambah jumlah anak badak Jawa pada tahun ini, setelah pada periode awal tahun ini juga terekam anak badak Jawa yang baru lahir. Dengan gambaran itu, di samping rekaman kelahiran berbagai satwa liar lainnya pada 2022 dan dalam beberapa tahun terakhir ini, menunjukkan optimisme perlindungan satwa liar di Indonesia yang semakin baik dengan kerja keras berbagai pihak, dan tentu saja akan terus kita perbaiki," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam keterangan resmi, Minggu (18/12).
Lebih lanjut, Siti mengungkapkan, kelahiran anak badak Jawa itu merupakan usaha rutin dan terus-menerus dari Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang bekerja tanpa mengenal lelah pada tingkat tapak, di antaranya melalui monitoring berbasis camera trap.
Atas kelahiran dua anak Badak Jawa ini, Siti memberikan nama LordZac untuk salah satu anak badak yang berkelamin jantan.
“Kelahiran baru dua anak badak Jawa ini membuktikan KLHK terus berupaya meningkatkan populasi badak Jawa dan memastikanmya tidak akan punah,” tegas Siti.
Siti berpesan agar jajarannya tidak terlena dengan kegembiraan kelahiran anak badak Jawa ini.
Meskipun badak Jawa dapat berkembang biak, bukan berarti habitat dan individu badak Jawa aman dari berbagai gangguan. Aktivitas perburuan, predator (ajag/anjing hutan), penyakit, kemungkinan inbreeding, dan bencana alam menghadang di depan kita yang mengancam keberadaan dan kelestarian badak Jawa.
"Kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian badak Jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi terhadap setiap ancaman yang mungkin akan terjadi," imbuhnya.
Monitoring badak Jawa merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam rangka upaya mendapatkan data time series salah satu spesies kunci yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon, selain owa Jawa (Hylobates moloch) dan banteng Jawa (Bos javanicus).
"Terima kasih kepada Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang telah berupaya memberikan yang terbaik dalam memonitor keberadaan badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon, serta peran semua pihak yang turut membantu dalam menjaga dan melestarikannya," pungkas Siti. (OL-1)
26 badak bercula satu di Ujung Kulon mati akibat perburuan liar.
PARA pegiat konservasi meningkatkan kewaspadaan pada hari Selasa ketika Afrika Selatan melaporkan peningkatan tajam perburuan badak, dengan hampir 500 hewan dibunuh tahun lalu.
Seekor anak badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) berjenis kelamin betina lahir dari induk bernama Ratu di SRS TNWK, pada Sabtu (30/9), pukul 01.44 WIB.
Hari ini seluruh dunia merayakan hari Badak. Kita kenalan lebih lanjut yuk dengan badak.
ANCAMAN kepunahan spesies badak yang ada di Indonesia tidak bisa dielakkan. Hal itu diungkapkan oleh pakar badak dari IPB University Muhammad Agil.
Setelah sebelumnya tim KLHK dan Polda Banten berhasil menangkap lima buronan pemburu satwa di taman nasional itu, kini sebanyak delapan orang masih dalam tahap pencarian.
Taman Nasional Ujung Kulon mempunyai peran yang luar biasa untuk mempertahankan habitat badak jawa. Saat ini populasi badak jawa hanya ada 80 ekor, dan itu hanya satu-satunya di dunia.
Yayasan Auriga Nusantara melakukan kajian terhadap populasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten. Dari kajian tersebut, diketahui sebanyak 15 ekor badak Jawa hilang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved