Saatnya Inovasi untuk Rakyat

KEMENTERIAN Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) memfokuskan diri pada pemanfaatan teknologi, inovasi, dan hasil riset untuk rakyat. Dengan tema Inovasi untuk kemandirian dan daya saing bangsa, peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-21 pada 10 Agustus 2016 itu akan difokuskan pada pemanfaatan teknologi, inovasi, dan hasil riset.

"Sudah banyak hasil riset dan inovasi anak bangsa. Saatnya kita memanfaatkannya untuk masyarakat," kata Menristek dan Dikti M Nasir saat menerima kunjungan Media Indonesia di kantornya, di Jakarta, kemarin.

M Nasir menunjuk sejumlah inovasi karya anak bangsa. Salah satunya ialah pesawat N 219 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI). Nasir menargetkan N 219 bisa melakukan uji terbang dan mendapat sertifikat pada Agustus mendatang. Sebagai industri strategis, PT DI melakukan inovasi untuk pembuatan pesawat modern setelah beberapa saat vakum produksi. Pesawat N 219 itu diluncurkan sebagai pesawat nonmiliter pertama untuk kawasan perintis dengan medan yang penuh tantangan pegunungan, misalnya Papua. Pesawat itu mampu menampung hingga 19 penumpang.

Dia juga menyebut inovasi sepeda motor listrik karya Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, Jawa Timur. Sepeda motor listrik itu akan diproduksi Garasindo dengan nama Garansindo Electric Scooter ITS (Gesits).

Gesits, melalui keterangan dalam laman www.gesits.co.id, akan mulai memproduksi sepeda motor listrik pada 2018. Hingga kini, meski sedang dibuat purwarupa, pada Mei 2016, Gesits telah dipesan sebanyak 20 ribu buah.

Inovasi lain yang disebut Menristek dan Dikti ialah perahu untuk nelayan yang terbuat dari paralon. Jika dibandingkan dengan perahu kayu, biaya pembuatan perahu paralon lebih hemat 30%.

Inovasi perahu paralon merupakan karya kolaborasi perusahaan bernama Berkah Marine Pekalongan dan alumnus Universitas Diponegoro, Agus Triharsito.

"Sudah ada pesanan dari Filipina. Kita sedang siapkan sertifikasinya," kata Nasir. Kapal itu diberi nama Baruna Fishtama.

Menristek dan Dikti menambahkan, pemanfaatan inovasi dan hasil riset sangat membutuhkan peran serta industri. Oleh karena itu, kata Nasir, perusahaan dan industri akan diundang dan dilibatkan dalam peringatan Harteknas ke-21.

Daya saing
Harteknas merupakan tonggak sejarah kebangkitan teknologi di Indonesia yang diawali dengan penerbangan perdana pesawat N-259 Gatotkaca pasa 10 Agustus 1995 di Bandung, Jawa Barat. Harteknas diperingati setiap 10 Agustus berdasarkan Keputusan Presiden No. 71 Tahun 1995.

Acara puncak Harteknas ke-21 digelar pada 10 Agustus 2016 di Solo, Jawa Tengah, dan akan dihadiri Presiden Joko Widodo.

Ada alasan mengapa Har-teknas diselenggarakan di Provinsi Jawa Tengah, yakni berkomitmen mengembangkan inovasi di daerah. Berbagai acara digelar pada Harteknas tahun ini antara lain pameran inovasi serta pemberian penghargaan.

Sebelumnya, Dirjen Inovasi Kemenristek dan Dikti, Jumain Appe, mengatakan inovasi ialah kunci kemajuan bangsa. "Inovasi meningkatkan daya saing bangsa," kata Jumain yang juga merupakan Ketua Umum Peringatan Harteknas Ke-21 itu.

Menurut Jumain, Indonesia sebenarnya kaya dengan inovasi. Tahun lalu saja ada lebih dari 90 inovasi. Persoalannya ialah bagaimana memanfaatkan inovasi itu. (H-5)