Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HARI Kesehatan Jiwa Sedunia (HKSJ) diperingati hari ini, setiap 10 Oktober. Salah satu kasus yang menjadi sorotan ahli adalah meningkatnya kasus gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Selama pandemi dua tahun terakhir, berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) setidaknya ada 14.988 orang mengalami masalah psikologis, termasuk gangguan kecemasan. "Sebanyak 75,8% dialami oleh perempuan dan 24,2% dialami laki-laki," ungkap psikiater Nova Riyanti Yusuf kepada Media Indonesia.
Ia mengatakan gangguan kesehatan mental sama besar dan berbahayanya dengan gelombang virus covid, sehingga perlu ada perhatian lebih untuk mengenali berbagai tanda kesehatan jiwa.
“Sejak 2020 itu datanya memang paling banyak usia 18-25 tahun. Itu masih tinggi sampai tahun ini. Dan kelihatannya usia yang juga turut menjadi pihak yang rentan adalah lansia. Selama pandemi lansia juga tinggi angka kesehatan mentalnya,” kata Nova kepada Media Indonesia.
Menurut Nova, lansia menjadi pihak yang paling rentan terkena gangguan kecemasannya selama pandemi karena mereka masuk dalam kelompok yang paling mudah tertular dan rentan karena komorbid. “Itu menambah stressor psikologisnya, menambah distress nya,” ucap Nova.
Berdasarkan studi yang dilakukan Kementerian Kesehatan, 1 dari 3 orang yang menderita covid-19 mengalami distress psikologis. Apalagi orang yang menderita covid sejak awal telah mengalami gangguan jiwa. Stigma dan diskriminasi yang dialami menjadi berlipat ganda.
“Hal itu menyebabkan sebagian dari mereka tidak mendapatkan perawatan yang layak yang semestinya mereka dapatkan,” kata Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes Vensya Sitohang.
Begitu pula dengan keluarga atau pendamping dari orang dengan gangguan jiwa. Mereka juga masih mendapatkan stigma dan diskriminasi. Selain berdampak pada kesehatan fisik dan mental orang dengan gangguan jiwa, stigmatisasi yang mereka dapatkan juga turut mempengaruhi kesempatan mereka dalam memperoleh pendidikan maupun saat mencari pekerjaan.
Menjaga kesehatan mental, kata Vensya sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Karena itu, Vensya meminta agar masyarakat memberikan perhatian lebih, terutama kepada kelompok remaja yang sangat rentan.
Secara global, 1 dari 7 anak usia 10-19 tahun telah mengalami kesehatan mental. Sebagian besar dari mereka tidak mengenali gejalanya dan tidak diobati. Bunuh diri juga merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa yang banyak terjadi pada remaja.
“Percobaan bunuh diri adalah penyebab yang keempat diantara usia 15-29 tahun. Tidak semua tindakan bunuh diri disebabkan gangguan jiwa, tapi 80-90% remaja yang meninggal karena bunuh diri mempunyai gangguan psikopatologi yang signifikan, seperti gangguan mood, gangguan cemas, problem perilaku dan penyalahgunaan daripada napza,” ucap Vensya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Vensya mengatakan setiap individu harus memahami pentingnya bagaiman menyikapi perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual remaja yang sehat.
“Jika remaha memiliki faktor risiko (keluaga tidak harmonis, konflik di sekolah dan lingkungan dsb) segera datang ke puskesmas dengan layanan jiwa dan melakukan deteksi dini,” kata dia.
“Jangan melakukan self diagnose yang terlalu dini, diagnosis ditegakkan oleh tenaga kesehatan terlatih. Sebagai teman dari remaja yang bermasalah, kita sebaiknya melengkapi diri dengan kemampuan dukungan dasar. Jangan ragu meminta pertolongan jika butuh. Kita juga memiliki puskesmas di kabupaten/kota dengan layanan kesehatan jiwa dengan nakes yang mumpuni,” tandasnya. (H-2)
Dalam kesempatan tersebut, sukarelawan membaur bersama ratusan penyandang disabilitas dan keluarga yang hadir untuk bersama-sama berbagi kebahagiaan, cinta, dan kasih sayang.
Sekitar 61,86% penderita gangguan jiwa belum mendapatkan akses layanan sesuai standar.
BERSAMAAN dengan Hari Kesehatan Mental Dunia pada 10 Oktober 2022 lalu, TikTok berkolaborasi bersama YouGov dalam melaksanakan survei global mengenai kesehatan mental.
MENARIK sekali ketika saya mendengar komentar kawan yang mengatakan jika orang yang berkonsultasi ke psikolog klinis atau psikiater adalah orang yang sakit jiwa.
Tema yang diangkat pada Hari Kesehatan Mental 2022 yaitu ‘Make Mental Health & Well-Being for All a Global Priority
ORANG dengan gangguan kepribadian narsisistik dapat mengalami komplikasi berupa gangguan kejiwaan, seperti depresi. Hal itu diungkap oleh dokter spesialis kesehatan jiwa
DIREKTUR Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Maria Endang Sumiwi mengatakan layanan kesehatan jiwa di Indonesia saat ini sudah bisa diakses di berbagai fasilitas kesehatan
Buat tulisan tentang hal-hal yang kita syukuri, hal yang sederhana saja pun perlu kita syukuri. Ketika itu dilakukan secara rutin, itu bisa membantu kita menyirnakan rasa tidak bahagia.
PB IDI mengusulkan 3 rekomendasi untuk mencegah gejala depresi pada peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) sehingga pelayanan kesehatan tetap berjalan.
IAKMI menilai metode skrining kesehatan jiwa pada 12.121 peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) oleh Kementerian Kesehatan perlu ditinjau ulang.
Kementerian Kesehatan menerapkan istitha’ah kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istitha’ah Kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved