Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMERINTAH tengah merumuskan kembali kurikulum dan rasio perbandingan sekolah menengah kejuruan (SMK) dan politeknik dengan sekolah menengah atas (SMA).
Tujuannya ialah agar lulusan SMK dan politeknik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang memiliki sikap profesional dan berkompeten dalam menghadapi persaingan global saat ini.
Hal itu disampaikan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, seusai memimpin rapat koordinasi tingkat menteri tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasional di Kantor Kementerian PMK, Jakarta, kemarin.
“Selain masalah pendidikan umum, politeknik dan akademi serta sekolah kejuruan akan kita tingkatkan kompetensinya. Ini supaya anak-anak Indonesia bisa bekerja secara profesional dan berdaya saing, diakui standarnya oleh negara-negara lain.”
Puan menjelaskan, pembicaraan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan SMK dan politeknik dinilai serius sehingga melibatkan tiga kementerian koordinator di lingkup Kabinet Kerja, yakni Menko Perekonomian, Menko Maritim, dan Menko PMK. “Sekarang kami targetkan semua bisa berjalan secara efektif dalam 4-5 bulan ke depan,” kata Puan.
Dalam rapat yang dihadiri Menko Perekonomian, Darmin Nasution, Mendikbud Anies Baswedan, dan Menaker Hanif Dhakiri itu, Puan menjelaskan ada dua hal yang perlu dilakukan dalam merevitalisasi pendidikan vokasional, yakni pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan bisa dilakukan di sekolah-sekolah SMK dan politeknik, sedangkan pelatihan berupa kursus atau pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan riil dilakukan di dunia usaha.
Sementara itu, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan semua pihak perlu bekerja sama dalam mewujudkan standar kompetensi tenaga kerja profesional. Kesamaan pandangan, rencana, dan strategi sangat diperlukan agar lulusan sekolah kejuruan tidak kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Anies Baswedan mengatakan, selain perubahan kurikulum dan rasio antara SMK dan SMA yang tidak berimbang, mutu tenaga pendidik SMK juga akan ditingkatkan. “Ke depan kita akan konsentrasi pada hal itu. Mutu pendidik juga harus ditingkatkan agar hasilnya bisa lebih baik.” (Ant/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved