DPR Setuju Anies Hapus MOS

ANGGOTA Komisi X DPR Fraksi NasDem, Yayuk Sri Rahayu Ningsih, setuju dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang mengeluarkan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru. Di dalam permen itu, diatur kegiatan dan atribut yang dilarang selama masa orientasi sekolah.

Hal itu bertujuan menciptakan suasana pengenalan lingkungan sekolah yang lebih kondusif.

Menurut Yayuk, dengan permen itu, diharapkan di tahun ajaran mendatang tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban.

"Iya setuju, atas dasar banyaknya korban akibat MOS (masa orientasi siswa)," katanya di Kompleks Parlemen, kemarin.

Kendati begitu, masa bimbingan bagi peserta didik baru, menurutnya, tetap penting dilakukan. Hanya, pelaksanaannya perlu dibenahi agar tidak terjadi efek negatif yang terjadi.

Di dalam permen tersebut, diatur tentang beberapa aktivitas dan atribut yang dilarang.

Aktivitas yang dilarang, misalnya, menghitung sesuatu yang tidak bermanfaat (menghitung nasi, gula pasir, dan sebagainya), memakan makanan sisa, memberikan hukuman yang tidak mendidik, memberikan tugas yang tidak masuk akal, seperti berbicara dengan hewan atau tumbuhan, serta aktivitas yang tidak relevan bagi calon siswa.

Sementara itu, contoh atribut yang dilarang ialah tas karung, tas belanja plastik, kaus kaki berwarna-warni, aksesori di kepala yang tidak wajar, alas kaki yang tidak wajar, papan nama yang rumit, dan atribut yang tidak relevan yang lain.

Seperti diketahui, Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 dibuat Menteri Anies untuk mendukung proses belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Permen tersebut menggantikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa Orientasi Siswa Baru di Sekolah yang dinilai belum optimal mencegah terjadinya perpeloncoan di sekolah. (RO/H-2)