Minat Meneliti pada Remaja Meningkat

ANTUSIASME generasi muda Indonesia dalam bidang riset terus meningkat setiap tahunnya. Hal itu terlihat dari melonjaknya jumlah proposal yang masuk untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak 48 tahun lalu.

Kabiro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI Nur Tri Aries mengatakan pertumbuhan itu meningkat signifikan dari 2010 dengan 622 proposal menjadi 3.203 proposal (2016). Itu diikuti pula dengan bidang penelitian yang semakin berkembang.

"Mayoritas minat peneliti remaja memang masih di bidang ilmu pengetahuan alam dan engineering. Namun, dua tahun belakangan, trennya berkembang pada penelitian kebumian dan kemaritiman," ujarnya saat pembukaan kegiatan bertajuk On-Site Mentoring LKIR ke-48 di Gedung LIPI, Jakarta, kemarin.

Tahun ini ada empat bidang penelitian yang akan dilombakan, yaitu ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan (IPSK), ilmu pengetahuan hayati (IPH), ilmu pengetahuan teknik (IPT), dan ilmu pengetahuan kebumian dan maritim (IPKM). Sudah terpilih 55 proposal yang akan bersaing , yaitu 15 proposal IPSK, IPH (19), IPT (11), dan IPKM (10).

"Ketertarikan di bidang kemaritiman banyak muncul dari para pelajar di pesisir karena notabene mereka ingin mengembangkan potensi maritim yang ada wilayahnya," ucap dia.

Menurut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI Tri Nuke Pudjiastuti, fakta itu membuktikan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dapat menjadi alternatif solusi menganalisis suatu masalah atau fenomena di masyarakat. Para peserta juga dibekali bimbingan oleh para peneliti LIPI.

Di kesempatan itu, Direktur Pendidikan dan Kemasyarakatan British Council Indonesia Teresa Birks mendukung pengembangan budaya riset ilmiah di kalangan remaja Indonesia. "Generasi muda yang melek iptek akan mampu mendorong peningkatan daya saing bangsa, antara lain melalui penelitian," tegasnya. (Mut/H-2)