Perpres Universitas Islam Internasional Disiapkan

RENCANA pendirian universitas Islam internasional Indonesia bakal segera direalisasikan. Saat ini draf peraturan presiden (perpres) terkait dengan pendirian universitas itu tengah di­susun. Rencananya, universitas Islam internasional Indonesia akan berada di bawah pengawasan Kementerian Agama (Kemenag).

Hal itu diungkapkan Menag Lukman Hakim Saifuddin seusai rapat koordinasi dengan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, kemarin.
Selain Lukman, rakor juga dihadiri Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat, dan perwakilan sejumlah kementerian.

"Intinya kita ingin mempersiapkan lahirnya perpres terkait dengan pendirian universitas Islam internasional Indonesia. Rapat kali ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan finalisasi rancangan perpres sebelum dalam waktu tidak terlalu lama bisa segera diterbitkan dan ditandatangani Presiden," ujar Lukman.

Menurut Lukman, universitas itu nantinya tidak hanya mendalami studi-studi keislaman, tetapi juga mengemban misi diplomasi untuk memperkenalkan peradaban Islam di Indonesia kepada dunia.

"Karena itu, selain di bawah Kemenag, juga melibatkan Kemenristek Dikti dan Kementerian Luar Negeri. Ini bagian dari misi diplomasi Indonesia bagi dunia terkait dengan peradaban Islam," imbuh dia.

Anggaran untuk membangun universitas itu rencananya akan bersumber dari APBN. Terkait dengan lokasi, Lukman tengah menjajaki sejumlah lahan di daerah Cimanggis, Depok.

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat menambahkan pendirian universitas itu akan menjadi pelengkap bagi universitas-universitas Islam yang ada. Universitas itu hanya diperuntukkan mahasiswa strata dua (S-2). "Awal paling cuma terima 500, 1.000, 2.000 (mahasiswa).Jadi, lembaga ini tidak masif mahasiswanya," ujar dia.

Menurut Komaruddin, pendirian universitas Islam bertaraf internasional merupakan langkah awal untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat studi Islam. Indonesia, lanjutnya, memiliki pengalaman memadukan Islam dengan demokrasi, pluralisme, dan antiradikalisme bahkan jauh sebelum merdeka. (Deo/H-2)