Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Deteksi Disleksia, SD Di Tangerang Akan Jalani Screening Tes Siswa

Widhoroso
25/4/2022 23:35
Deteksi Disleksia, SD Di Tangerang Akan Jalani Screening Tes Siswa
Ilustrasi(ANTARA)

SEKOLAH Dasar (SD) di Tangerang, Banten, akan menjalani screening test disleksia yang akan dimulai 12 Mei mendatang. Tes dilakukan untuk mengetahui siswa yang terindikasi menderita gangguan kesulitan membaca. Kegiatan ini adalah lanjutan dari acara seminar Pendidikan Inklusif yang pernah diadakan bersama Dyslexia Genius Malaysia (DGM) pada pekan lalu.

"Insya Allah setelah lebaran akan dilakukan Screening Test di SDN Karawaci 5 Kota Tangerang oleh Dyslexia Genius Malaysia. Harapannya screening test ini berguna bagi para pendidik di sekolah untuk mengetahui persentase siswa yang terindikasi disleksia sehingga memiliki respon yang tepat bagi siswa tersebut. Sehingga kegiatan ini dapat dijadikan sebagai pilot project bagi sekolah-sekolah lain yang memiliki kelas Inklusi di Kota Tangerang,” kata Koordinator Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI) Sri Palupi Handayani dalam keterangan yang diterima, Senin (25/4).

"Ini merupakan tahap awal atau tes awal. Jika hasilnya ada yang terindikasi disleksia, barulah dilakukan assessment lanjutan,” sambung Sri.

Sri menjelaskan Disleksia merupakan gangguan kesulitan membaca, menulis, dan mengeja. Disleksia umumnya terjadi pada anak-anak, dan dapat menyerang anak dengan kemampuan intelegensi lebih dari rata-rata.

"Siswa yang menderita disleksia, secara fisik sama dengan siswa normal pada umumnya. Namun, karena mereka biasanya memiliki kemampuan intelegensi lebih dari rata-rata, inilah yang jika ditangani secara tepat dapat menjadi aset sumber daya manusia yang potensial," ujarnya.

"Harapannya dengan tes awal ini anak-anak disleksia dapat cepat terbantu, bisa jadi murid tersebut malah memiliki potensi yang luar biasa karena secara IQ mereka di atas rata-rata,” urai Sri.

Dalam proses pelaksanaannya, Sri mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Dyslexia Genius Malaysia khususnya pakar disleksia Malaysia  Jaldeen Ali dengan memperkenalkan program SPTBiD yang telah di terapkan selama lebih dari 23 tahun di Malaysia. "Bagaimana metode atau model pembelajaran program tersebut saya belum tahu, saya hanya membantu mendata siswa untuk melakukan screening test disleksia saja,” tandasnya.

Di sisi lain, Direktur Program Dyslexia Genius Malaysia, Puan Bulan Ayu mengungkapkan tujuan dari kedatangannya ke Indonesia, khususnya Kota Tangerang adalah untuk memperkenalkan program SPTBiD yaitu program pengajaran kepada murid dengan disleksia, yang telah sukses diterapkan pada sekolah-sekolah umum di Malaysia.

"Kedatangan kami ke sini adalah untuk mengenalkan program SPTBiD pembelajaran bagi murid disleksia. Khususnya agar digunakan di kelas-kelas inklusif. Sehingga, anak-anak dengan disleksia dapat belajar di sekolah-sekolah biasa," ungkapnya. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya