Semua Gim Harus Terdaftar

MESKI daftar 15 gim yang dinilai berbahaya tidak lagi ada di situs Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pemerintah mengatakan tidak mengubur isu ini.

"Memang belum ada keputusan resmi soal pemblokiran (15 gim) itu. Sifatnya masih imbauan kepada orangtua. Kami juga akan bekerja sama dengan Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) dan pihak pembuat gim," kata Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas Kemendikud, Nugaan Yulia Wardhani Siregar.

Nugaan mengingatkan para orangtua untuk tetap mengawasi penggunaan gim lain di luar 15 gim itu karena karakter dalam gim memang cenderung membuat kecanduan.

"Selama gim itu sifatnya menarik dan banyak yang dimainkan, tentunya akan membuat anak-anak akan kecanduan. Biasanya gim yang menarik itu justru sifatnya yang cenderung kekerasan, seperti tembak-menembak, bunuh-membunuh, dan aksi kekerasan lain," paparnya.

Sementara itu, Kemenkominfo mengungkapkan telah menyiapkan langkah konkret pengawasan industri gim.

"Kemenkominfo akan mengeluarkan peraturan menteri (permen) tentang klasifikasi gim elektronik. Klasifikasi itu akan berdasarkan umur pengguna gim, mulai dari 3 tahun, 7 tahun, 13 tahun, 18 tahun, sampai semua umur," ucap Kepala Hubungan Masyarakat Kemenkominfo, Ismail Cawidu.

Pembuatan sistem klasifikasi itu juga akan melibatkan para produsen gim. Selain itu, Kemenkominfo juga akan menerapkan aturan pendaftaran bagi para produsen itu. Dengan begitu, setiap gim yang beredar di masyarakat sudah lebih dahulu terpantau pemerintah.

Ismail menjelaskan, kini permen klasifi kasi gim itu telah selesai tahap uji publik. Dengan begitu, permen itu diharapkan bisa segera terbit. (Rio/M-3)