Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BANYAK cara dan metode untuk membuat anak didik baik pelajar maupun mahasiswa untuk tertarik dengan materi pelajaran yang diberikan, aktif di kelas, terbuka, dan pada saat bersamaan, pendidikan, baik guru maupun dosen, bisa menjadi sahabat bagi anak didik.
Untuk mencapai tujuan ideal itu tidak sulit asalkan guru maupun dosen benar-benar serius dalam mengajar, menguasai bidangnya, demokratis, dan mengetahui watak dan karakter anak didiknya.
Pernyataan tersebut disampaikan dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI), Suradi, MSi, yang punya pengalaman lama sebagai guru di SMAN 8 Jakarta pada acara Bincang Santai dengan tema 'Menjadi Sahabat Bagi Anak Didik' melalui channel Youtube Teras LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ) ATVI pada Kamis malam (2/12).
Bincang Santai dengan tema 'Menjadi Sahabat Bagi Anak Didik' dipandu Ketua LPPM ATVI, Dr.Ratih Damayanti dan didukung tim kreatif IT yang termasuk juga dosen ATVI, Teguh Setiawan itu dilakukan secara interaktif.
Peserta dapat bertanya dan memberikan pandangannya melalui chat di channel Youtube. Ini merupakan acara perdana Teras LPPM yang akan berlanjut secara kontinyu dwi mingguan.
Menurut Suradi, yang juga dikenal sebagai jurnalis dan penulis buku ini, tantangan terbesar dalam proses pembelajaran baik di masa tahun 1990-an maupun saat ini adalah bagaimana peserta didik, baik pelajar maupun mahasiswa memahamii apa yang diajarkan setelah itu dapat mengaplikasikannya untuk kepentingan studi dan karier di masa depan.
“Pemahaman tentang pentingnya bidang studi, kaitannya dengan kehidupan masa lalu, kini dan mendatang, serta informasi bidang karier yang dibutuhkan, jadi daya tarik siswa maupun mahasiswa selalu dekat dengan kita,” katanya.
Ratih Damayanti juga mengatakan, berawal dari itikad baik dari para dosen tetap ATVI untuk dapat mendedikasikan ilmunya agar dapat berbagi dengan publik secara lebih luas, maka muncullah ide untuk membuat konten pengabdian kepada masyarakat melalui kanal Youtube Teras LPPM ATVI.
Nama Teras dipilih karena teras dapat dianalogikan sebagai ruang terbuka di depan rumah yang sering dijadikan tempat berkumpul dan berdiskusi santai.
“Ini sesuai dengan format konten yang diangkat yaitu membahas tentang berbagai topik yang di kemas secara ringan namun mencerdaskan dan dapat memberikan inspirasi positif bagi viewers-nya," jelasnya.
"Teras LPPM ATVI merupakan media Publikasi para Dosen ATVI untuk berkontribusi dalam pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi , khususnya dalam bidang Pengabdian Kepada Masyarakat,” ujar Ratih.
Sementara tim kreatif yang juga dosen ATVI, Teguh Setiawan mengatakan,"Awalnya konten ini akan di tayangkan di kanal saya mastepedia yang memang rutin mengadakan bincang secara live dengan nara sumber alumni, dosen dan orang yang berkompeten."
Namun memanfaatkan peringatan Hari Guru Nasional, Teguh berdiskusi untuk membuat konten yang lebih serius dengan memanfaatkan kanal Teras LPPM ATVI yang memang belum lama aktif.
“Sebagai orang yang berada di balik layar ,yang mengurusi kreatif, teknis dan konsep penayangan saya menyulap seperangkat komputer di rumah menjadi ruang kontrol room untuk mengendalikan tayangan ini agar kualitasnya tetap terjaga, baik audio maupun visual,” papar Teguh.
Tips dekat dengan anak didik
Dalam bincang santai selama 90 menit itu, Suradi yang juga menulis buku berjudul “Bangga Menjadi Guru SMAN 8 Jakarta” ini memberikan beberapa tips agar guru maupun dosen bisa menjadi sahabat anak didik.
Pertama, menguasai bidang pelajaran atau materi yang diajarkan karena ini modal pertama untuk percaya diri di dalam kelas.
Kedua, berusaha memahami setiap karakter dan watak anak didik, sehingga berbagai kendala dalam proses mengajar bisa diselesaikan dengan baik, sebab setiap peserta didik punya masalahnya sendiri.
“Kita juga harus bersikap demokratis dan memberikan kesempatan setiap anak didik untuk bertanya dan mengajukan pandangannya atas materi pelajaran," jelas alumnus Universitas Indonesia.
"Suasana kelas yang demokratis menumbuhkan semangat belajar yang tinggi. Lalu, kita mesti kreatif dalam metode pengajaran. Sekarang sangat mudah mencari tambahan bahan ajar dan alat peraga lewat Youtube atau media sosial. Terakhir, usahakan mendekatkan diri dengan anak didik dalam setiap kegiatan,” paparnya. (RO/OL-09)
Catatan UNESCO 58 juta anak di seluruh dunia tidak mengenyam bangku pendidikan.
Sekolah Citra Kasih, Citra Garden Jakarta menggelar kegiatan open house
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 menunjukkan bahwa angka anak tidak sekolah meningkat seiring bertambahnya usia.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Rusia.
HABIB Idrus bin Salim Aljufri atau yang lebih dikenal sebagai Guru Tua kini resmi diakui sebagai WNI. Status WNI itu merupakan langkah menuju pengakuan sebagai Pahlawan Nasional semakin dekat.
Kepolisian Resort Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, berhasil mengamankan dua oknum guru dari sebuah pondok pesantren ternama di Kabupaten Agam
Pelatihan diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan kompetensi guru bahasa Indonesia.
NELSON Mandela, seorang revolusioner anti-apartheid di Afrika Selatan, pernah mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia.
4.000 guru tersebut masuk di data guru dari bantuan operasional sekolah (BOS) yang diangkat langsung oleh kepala sekolah dan sebagian besar belum memilki Dapodik.
Pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Prof Cecep Darmawan menilai program cleansing guru honorer sangat diskriminatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved